Site icon Borneo Review

Menyebut Bawang Dayak, Tanaman Obat yang Marak di Kalimantan

Bawang Dayak

penampakan bawang Dayak, tanaman hang sejak dulu jadi obat di Kalimantan. (ig@tanamanherbalsocfindo)

PONTIANAK, borneoreview.co – Sekilas tanaman umbi-umbian ini mirip dengan bawang merah kebanyakan. Nyatanya, ini bawang Dayak.

Bawang Dayak ini sejatinya juga bisa menjadi bahan masakan, namun perannya lebih kuat sebagai obat bagi masyarakat yang tinggal di Kalimantan.

Secara ilmiah bawang Dayak bernama Eleutherinebulbosa. Ada juga yang menyebutnya bawang sebrang, bawang tiwai, bawang kapal, dan lainnya.

Melansir berbagai sumber, Kamis (18/9/2025), bagi masyarakat Dayak di Kalimantan, bawang Dayak bukanlah tanaman baru.

Secara turun-temurun, umbi ini telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai macam penyakit.

Dalam praktik pengobatan tradisional, bawang Dayak biasanya diiris tipis, dikeringkan, lalu diseduh sebagai teh atau diolah menjadi serbuk untuk dikonsumsi.

Bawang Dayak ini dipercaya dapat mengobati diabetes, hipertensi, stroke, gangguan liver, dan berbagai penyakit akibat peradangan.

Khasiat anti-inflamasinya juga membuatnya sering digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka.

Kepercayaan terhadap manfaat bawang Dayak ini didukung oleh rasanya yang pahit, sebuah karakteristik yang sering dikaitkan dengan kandungan senyawa bioaktif kuat.

Sebagai informasi, bawang Dayak secara botanis termasuk ke dalam famili Iridaceae.

Artinya, lebih dekat hubungannya dengan bunga iris daripada jenis bawang-bawangan (Allium) pada umumnya yang kita konsumsi sehari-hari.

Ciri khas paling mencolok yang langsung membedakannya dari bawang biasa terletak pada penampilan fisiknya yang unik.

Secara ekologis bawang Dayak dapat tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketinggian 600-2.000 mdpl, pH tanah 6-7.

Cocok pada kondisi tanah yang kaya humus dan lembap pada berbagai jenis iklim.

Berikut ciri-ciri bawang Dayak:

1. Akar serabut, berwarna cokelat muda.

2. Daun berbentuk pita, ujung dan pangkal runcing warna hijau rata.

3. Mempunyai 2 jenis daun yaitu daun sempurna berbentuk pita dengan ujung runcing dan daun berbentuk menyerupai batang, letak daun berpasangan dengan komposisi daun bersirip ganda.

4. Bunga tunggal, berwarna putih, terdapat pada ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun yang terdiri dari 4 bunga. Bunga mekar menjelang sore jam 5-7 sore.

5. Buah bentuk jorong dengan bagian ujungnya berlekuk. Bila masak, merekah menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji.

6. Biji berbentuk bulat telur atau hampir bujur sangkar. Berwarna cokelat tua.

7. Umbi berbentuk bulat telur memanjang, berwarna merah, dan tidak berbau.***

Exit mobile version