JAKARTA, borneoreview.co – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya siap mengelola konsesi tambang yang diberikan oleh pemerintah secara profesional. Haedar menyampaikan pernyataan ini usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa.
Haedar menyatakan, organisasinya telah berpengalaman dalam mengelola berbagai institusi pendidikan, kesehatan, dan usaha secara mandiri, sehingga mereka juga siap menjalankan program berskala besar seperti pengelolaan tambang.
“Jangan underestimate, kami Muhammadiyah itu kan juga bisa bangun sekolah, lembaga pendidikan tinggi, rumah sakit, dan usaha, bisa bikin hotel, Insya Allah bisa juga menjalankan program-program berskala besar, tentu dengan rasionalitas yang tinggi, profesionalitas,” kata Haedar.
Muhammadiyah, lanjutnya, akan tetap fokus pada kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan dalam mengelola tambang tersebut. Komitmen Muhammadiyah terhadap isu lingkungan sudah ditunjukkan sejak Milad 2023, di mana organisasi ini mengangkat isu perubahan iklim sebagai tema utama. Bahkan, Muhammadiyah telah mendirikan Muhammadiyah Climate Center, sebuah lembaga yang fokus pada antisipasi perubahan iklim.
“Dalam mengelola tambang, kami akan mengutamakan kesejahteraan masyarakat serta tetap merawat lingkungan,” tegas Haedar.
Haedar juga menjelaskan bahwa pengelolaan tambang akan dilakukan oleh anak perusahaan Muhammadiyah yang menjunjung tinggi tata kelola yang baik (good governance) dan didukung oleh tenaga ahli di bidang pertambangan. Organisasi yang dipimpinnya memiliki lima universitas dengan program studi pertambangan serta 12 SMK yang fokus pada bidang tersebut.
Pesan Presiden Jokowi, menurut Haedar, mendukung komitmen organisasi tersebut dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya berkarakter, tetapi juga mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Dukungan ini penting karena Indonesia memerlukan SDM yang unggul di bidang sains dan teknologi,” tutupnya.