JAKARTA, borneoreview.co – Tak semua cerita dari masa lalu layak untuk diangkat kembali. Apalagi dengan media atau panggung berbeda.
Tapi berbicara soal “Musikal Petualangan Sherina”, rasanya tidak ada kata basi. Sejak dirilis pada tahun 2000, kisah Sherina, Sadam, dan kawan-kawannya terus hidup hingga era saat ini.
Film legendaris Petualangan Sherina kembali disuguhkan dalam versi pertunjukan teater musikal bertajuk “Musikal Petualangan Sherina” yang digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Tetaer Musikal Petualangan Sherina tampil 11 Juli hingga 20 Juli mendatang, di Jakarta Movin. Hal itu membuktikan bahwa, kisah lama bisa tampil segar, dan sangat menghibur.
Musikal Petualangan Sherina telah dipentaskan sebanyak empat kali sejak pertama kali digelar pada tahun 2017, dan kini kembali hadir untuk menghibur di tahun 2025.
Dibalut Unsur Kekinian
Meskipun mengangkat kisah dari film lawas yang sangat lekat di hati banyak orang, pertunjukan ini tidak terjebak dalam ruang waktu masa lalu.
Tim produksi dengan cerdas memodifikasi beberapa elemen cerita dan dialog agar lebih relevan dengan generasi sekarang.
Humor segar ditambahkan di berbagai titik, terutama lewat celetukan-celetukan para karakternya.
Sebut saja beberapa adegan humoris ketika Sherina, Sadam, dan kawan-kawannya tengah belajar di dalam ruang kelas, Sadam dengan lugas bertanya kepada gurunya, mengapa ia harus belajar, ketika sudah ada bantuan dari ChatGPT?
Sontak penonton yang tidak berekspektasi, tertawa geli, terutama generasi milenial dan Gen Z yang sangat akrab dengan teknologi tersebut.
Atau adegan lain ketika tiga orang penculik yang tengah bersiap menangkap Sherina dan Sadam, tiba-tiba saja melakukan jogetan yang tengah viral di media sosial TikTok.
Referensi-referensi budaya pop seperti ini terasa tidak dipaksakan dan justru memperkuat hubungan antara cerita dan audiens masa kini.
Akting dan Vokal
Menggarap pertunjukan teater, apalagi teater musikal seperti “Musikal Petualangan Sherina”, jelas bukan perkara mudah.
Berbeda dengan penggarapan film yang bisa diulang atau dipotong melalui proses penyuntingan, teater menuntut segalanya berlangsung tanpa jeda.
Para aktor yang mayoritas anak-anak ini dituntut memiliki stamina ekstra karena harus berakting, menyanyi, dan menari secara bersamaan secara langsung di hadapan penonton, dalam durasi yang panjang dan intens. Dan hebatnya, mereka semua melakukannya dengan sangat baik.
Pemeran Sherina di panggung ini bukan hanya sekadar mirip karakter aslinya, baik akting maupun suara, dia membawakan tokoh itu dengan gaya sendiri.
Pada pertunjukan ini pemeran Sherina adalah Nadhira Gynta dan Annabella Farizky, sedangkan pemeran Sadam dilakoni Sahlendra Syarief dan Alf Elijah Beloved Sigarlaki.
Suaranya jernih, nada tinggi tidak goyah, dan ekspresinya penuh semangat. Sama halnya dengan pemeran Sadam, yang dari awal tampil menyebalkan tapi perlahan menunjukkan sisi hangatnya. Keduanya punya chemistry yang solid.
Pemeran pendukung pun patut diapresiasi. Dari guru yang galak namun humoris, penculik konyol, sampai teman sekelas Sherina, semuanya tampil penuh energi. Tak satu pun terlihat setengah-setengah, meski mayoritas pemain masih anak-anak.
Lagu-lagu legendaris seperti “Jagoan”, “Lihatlah Lebih Dekat”, “Anak Mami”, hingga “Bintang Bintang” dibawakan, menjadi salah satu kekuatan dari pertunjukan ini, yang ditunggu-tunggu, membuat penonton terasa familiar, utamanya yang tumbuh bersama kisah aslinya.
Bukan Sekadar Nostalgia
Pertunjukan ini jelas menyasar dua lapis penonton: mereka yang tumbuh bersama film “Petualangan Sherina”, dan mereka yang baru mengenal karakter ini untuk pertama kalinya. Menariknya, keduanya tetap bisa menikmati.
Anak-anak tertawa, ikut bernyanyi bahkan menggerakkan tubuhnya, dan orang dewasa terlihat diam-diam menyeka air mata di beberapa bagian. Itulah kekuatan dari cerita yang dituturkan dengan tulus.
Salah satu kekuatan terbesar dari “Musikal Petualangan Sherina” versi panggung ini adalah kemampuannya menjaga keseimbangan antara nostalgia dan pembaruan.
Bagi penonton yang telah menyaksikan film aslinya, pertunjukan ini akan terasa seperti reuni yang hangat namun penuh kejutan.
Sementara bagi generasi baru yang mungkin belum terlalu familiar, musikal ini tetap mampu berdiri sendiri sebagai hiburan yang mengesankan.
Sutradara dan Produser
Produser dan sutradara kenamaan, Mira Lesmana dan Riri Riza, turut hadir menyaksikan pratinjau pertunjukan keempat Musikal Petualangan Sherina yang digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (10/7/2025) malam.
Keduanya mengungkapkan rasa bangga dan haru melihat kelanjutan kisah Sherina yang kembali tampil dalam format teater musikal dengan sentuhan kekinian.
“Senang banget karena cerita ini bisa hidup terus dari generasi ke generasi. Anak-anak zaman sekarang bisa menikmati, dan generasi millennial juga bisa bernostalgia,” ungkap Mira.
“Jadi kisah Sherina ini hidup terus,” kata produser sekaligus penulis lirik lagu film “Petualangan Sherina” tersebut.
Ia juga memuji dedikasi tim produksi dari Jakarta Movin yang menurutnya berisi anak-anak muda bertalenta dan penuh semangat.
Pada kesempatan yang sama, sutradara film “Petualangan Sherina” Riri Riza mengungkap, pertunjukan teater “Musikal Petualangan Sherina” bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga menjadi tempat pembelajaran yang luar biasa bagi para pemain muda.
“Main di panggung itu jauh lebih berat dari film. Anak-anak harus siap mental dan perform tiap hari, dari sini juga lahir banyak bakat baru,” ujarnya.
Keduanya juga mengapresiasi bagaimana pementasan ini terus beradaptasi dengan zaman.
“Dialog-dialog dan referensinya selalu mengikuti tren. Jadi tetap relevan,” ujar Mira.
Riri pun mengaku tersentuh hingga menitikkan air mata saat menyaksikan pertunjukan.
“Saya selalu mudah tersentuh kalau lihat penampilan yang tulus dan penuh perasaan. Apalagi ini musikal dengan anak-anak muda yang tampil sepenuh hati.” ucapnya, menambahkan.(Ant)