Pahami, Ini Sebab Pelepah Sawit Gampang Patah

pelepah Sawit

6PONTIANAK, borneoreview.co – Pelepah sawit patah atau frond base fracture biasanya juga dikenal dengan istilah crown fracture umumnya terjadi pada saat kemarau panjang.

Namun, patahan pelepah sawit ini tidak akan jatuh langsung ke tanah. Dia akan tetap menggantung pada sekeliling batang dan daunnya akan tetap berwarna hijau dalam waktu yang cukup lama.

Yang jelas, patahan pelepah sawit yang masih menggantung pada pohon tidak maksimal lagi menerima sinar matahari sehingga mengganggu proses fotosintesis.

Melansir berbagai sumber, Jumat (12/9/2025), tanaman kelapa sawit masuk ke dalam kategori sehat apabila di dalam setiap pohonnya terdapat jumlah pelepah sesuai dengan umur tanaman.

Yakni,  umur 3 sampai 6 tahun adalah 56 pelepah per pohon, 7 sampai 13 tahun adalah 48 pelepah per pohon, 14 sampai 25 tahun adalah 40 pelepah per pohon.

Pelepah sawit  ini bermanfaat sebagai sarana untuk melakukan proses fotosintesis dalam translokasi asimilat guna kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
Nyatanya, untuk beberapa kasus, pelepah sawit malah gampang patah. Kenapa? Berikut penjelasannya secara umum:

1. Kekeringan
Pada lokasi perkebunan dengan curah hujan yang tidak mencukupi kebutuhan air tanaman kelapa sawit akan menyebabkan terjadi cekaman kekeringan.

Keadan ini akan mempengaruhi proses fisiologis dan biokimia sawit. Cekaman kekeringan akan membuat kadar air tanah berkurang yang berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif tanaman.

Akibatnya pembukaan pelepah pada daun muda menjadi terhambat. Sebagai bentuk adaptasi pada keadaan tersebut, tanaman sawit akan mengurangi sarana yang menyebabkannya kehilangan kadar air yaitu dengan mematahkan bagian pelepah.

2. Kurang Unsur Hara Kalium (K)
Jenis nutrisi yang sangat berpengaruh pada risiko terjadinya patahan pada pelepah sawit adalah unsur K.

Untuk itu pemberian dosis pupuk yang pas dan tepat sebagai salah satu proses perawatan sawit harus diperhatikan dengan seksama.

Unsur kalium (K) pada tanaman akan terkuras pada saat produksi puncak sehingga hanya terdapat sedikit pada bagian daun. Maka hal inilah yang menyebabkan terjadinya patah pelepah pada tanaman sawit.

3. Serangan Ganoderma
Pada pohon sawit yang terinfeksi jamur Ganoderma akan terjadi kerusakan jaringan akar, baik pembuluh xilem sebagai pengangkut air dan juga pembuluh floem sebagai pengangkut unsur hara.

Kerusakan jaringan xilem dan floem akan menyebabkan akar tidak maksimal lagi menyerap air dan unsur hara yang akhirnya jaringan batang, daun, dan bakal buah menjadi defisit air yang sangat ekstrem.

Akibat defisit air yang sangat ekstrem, muncul dua sampai tiga daun tombak tidak membuka bahkan pada serangan berat pelepah menjadi berpatahan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *