Panen Kelapa Sawit bukan Sekadar Memotong Tandan

Panen kelapa sawit

PONTIANAK, borneoreview.co –

Sadar atau tidak, sejatinya panen kelapa sawit bukan sekadar memotong tandan buah dari pohon.

Panen kelapa sawit memiliki peran vital dalam menjaga produktivitas kebun serta kualitas minyak sawit yang dihasilkan.

Artinya, dalam panen kelapa sawit, berbagai aspek teknis harus diperhatikan secara cermat, mulai dari kematangan buah hingga sistem rotasi  yang terjadwal.

Melansir berbagai sumber, Selasa (26/8/2025), berikut panduan lengkap pelaksanaan panen kelapa sawit yang baik dan benar:

1.  Kematangan Buah
Tandan dianggap matang jika menunjukkan perubahan warna (dari hijau ke kemerahan/oranye), mulai banyak buah yang rontok (brondolan), serta bobot tandan yang meningkat.

Memanen tandan yang belum matang dapat menurunkan rendemen dan mutu minyak sawit.

2. Alat Panen yang Tepat
Pemilihan alat panen disesuaikan dengan tinggi pohon dan kondisi kebun. Jadi, salah pakai.

Misalnya, dodos digunakan untuk pohon pendek, egrek untuk pohon tinggi, kapak untuk memotong pelepah,vdan sebagainya

3.Teknik Pemotongan
Pelepah yang menghalangi tandan harus dipotong untuk memudahkan proses panen.

Pemotongan dilakukan secara hati-hati agar buah jatuh tanpa tertahan.

Sementara itu, pemotongan tandan sebaiknya membentuk huruf “V” pada tangkai agar tandan tidak ikut terbawa ke pabrik yang bisa menurunkan mutu minyak sawit.

4. Pengumpulan Brondolan
Brondolan tidak boleh diabaikan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi indikator utama kematangan tandan.

Pemanen wajib mengumpulkan brondolan dari tanah maupun yang tersangkut di pelepah menggunakan karung atau wadah lainnya, lalu membawanya ke TPH.

5. Pengangkutan
Setelah dikumpulkan, tandan dan brondolan harus segera diangkut ke pabrik.

Keterlambatan dapat menyebabkan fermentasi yang menurunkan mutu minyak.

Disiplin waktu dalam pengangkutan sangat penting, terutama saat musim hujan atau dalam kondisi lahan yang sulit dilalui.

6. Konsisten
Idealnya, panen dilakukan setiap 10–14 hari sekali.

Rotasi yang teratur memastikan tidak ada buah yang terlewat atau terlalu matang di pohon, sekaligus menjaga produktivitas tanaman dalam jangka panjang.

7. Waktu
Selain aspek teknis, kesuksesan panen juga dipengaruhi kesiapan tenaga kerja dan kondisi lapangan.

Panen sebaiknya dimulai sejak pagi, maksimal pukul 06.00 WIB, dan hasil sudah berada di TPH sebelum pukul 09.00 WIB. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *