Panganan Es: Es Putar Keliling Kampung, Bawa Sejuk ke Anak Bikin Emosi ke Emak

Es Putar

PONTIANAK, borneoreview.co – Posisi kampong halamanku, Pontianak yang berada tepat di garis khatulistiwa kerap membuat siang hari terasa panas dan menghauskan.

Rasa sejuk dan manis dari kudapan dingin bak obat yang pas pada situasi tersebut.

Pada masa kecilku dahulu, sangat jarang rumah yang telah memiliki kulkas.

Begitu juga es krim pabrikan yang dapat dibeli, baik di warung-warung mau pun oleh pedagang keliling berpengeras suara seperti saat ini.

Kudapan dingin yang pada masa itu populer di kampong halaman yang tersedia di sekitar kawasan perumahan atau di sekolah adalah es putar.

Es krim tradisional ini teksturnya belum sehalus es krim pabrikan, karena hanya dibekukan secara tradisional.

Cara buatnya dengan sebuah alat berbentuk tabung yang diputar-putar di dalam es batu. Yang dicampur garam agar tidak cepat meleleh.

Bahan yang terdiri dari campuran tepung tapioka, santan, air, gula pasir, susu kental manis dan perasa makanan dimasukkan ke dalam tabung, hingga setengah membeku.

Baru kemudian tabung diputar-putar secara manual sampai kehalusan kristal es yang diinginkan. Pemutaran tabung dapat diulang untuk menjaga kristal es.

Pembeli dapat memilih cara penyajian es putar, diantaranya: dapat menggunakan kerupuk kerucut manis atau diapit dua sisi roti tawar kecil atau disajikan digelas kaca kecil.

Penjual es putar berjualan berkeliling menggunakan gerobak dorong dari kayu.

Ada yang mempromosikan keberadaan jualannya dengan menggunakan gong kecil, terompet pencet atau sekedar mengandalkan teriakannya.

Ada juga jenis es lainnya yang juga pada masa kecilku menjadi favorit kami, yakni: es kue dan es kampel. Dua jenis es ini biasanya merupakan produksi rumahan.

Ada pembuatnya yang menjualnya di rumahnya, ada yang dititipkan ke warung, ada yang dijual berkeliling oleh anak-anak sebayaku menggunakan termos.

Es kue biasanya dibuat dari campuran santan, gula pasir, garam, tepung hunkwe dan pewarna makanan, yang kemudian didinginkan di dalam kulkas.

Sementara es kampel dapat dibuat dari beragam sirup dan juga minuman tradisional lainnya, seperti: air rujak dan air kacang hijau.

Sirup atau minuman tradisional dikemas di dalam plastik bak lilin sebelum didinginkan.

Nah, kondisi kemarau kerap pula membuat kami terkena batuk, baik akibat buruknya cuaca, dehidrasi atau terkena flu.

Akibat sulitnya hasrat tidak mengkonsumsi es, batuk yang kami alami terkadang tak sembuh, bahkan semakin memburuk.

Saat batuk melanda, tak jarang terlontar komentar kesal ibu-ibu kami pada kelakuan kami tersebut.

“Rase, es teros jak,”…

Penulis: Dr Pahrian Siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *