KALTIM, borneoreview.co – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menyatakan bahwa kepemilikan saham PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara (BUMN) berada di bawah kendali koperasi NU. Koperasi ini dikelola oleh pengurus dan anggota Nahdlatul Ulama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga.
Yahya mengungkapkan bahwa PT BUMN memiliki potensi tambang batu bara di Kalimantan. Namun, saat ini eksplorasi masih dalam tahap awal. “Terkait potensi batu baranya, kita perlu menunggu hasil dari eksplorasi. Izin untuk proses eksplorasi baru sedang diproses,” jelas Yahya dalam keterangannya.
Sebagai persiapan, PBNU telah memenuhi berbagai persyaratan untuk mengelola area tambang seluas 25 ribu hingga 26 ribu hektare di Kalimantan Timur. Langkah ini, menurut Yahya, mencerminkan komitmen PBNU untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab sesuai regulasi.
PBNU juga membuka peluang bagi investor untuk mendukung pendanaan proyek, terutama terkait reklamasi tambang. Dukungan investor diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek dengan tetap memprioritaskan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Meski izin usaha pertambangan (IUP) telah diterbitkan, Yahya mengingatkan bahwa masih banyak syarat yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan izin lanjutan. “Proses pengurusan izin sudah dapat dimulai, tetapi masih membutuhkan waktu dan upaya,” tambahnya.
Proyek tambang batu bara ini dianggap strategis dalam mengoptimalkan aset ekonomi NU. Selain meningkatkan pendapatan koperasi, proyek ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi daerah. PBNU juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan melalui reklamasi.
Dengan pendekatan yang bertanggung jawab, PBNU berharap potensi tambang batu bara ini dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan sekaligus membawa manfaat luas bagi masyarakat. (Ter)
