PONTIANAK, borneoreview.co – Manager Komersial PT Pelindo 2 Pontianak, Ervin Bayu Sanjaya, mengungkapkan bahwa tiga perusahaan yang bergerak dalam hilirisasi minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya sedang membangun fasilitas di Pelabuhan Kijing, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
“Saat ini baru satu perusahaan, Energi Unggul Persada, yang memanfaatkan Pelabuhan Kijing untuk ekspor CPO. Lokasinya di luar pelabuhan tetapi berdampingan. Kini, ada tiga perusahaan yang tengah dalam tahap konstruksi di kawasan pelabuhan,” ujar Ervin di Pontianak, Kamis (30/1).
Dua dari tiga perusahaan tersebut, PT Pacific Bio Industry (PBI) dan PT Khatulistiwa Raya Cakrawala, diperkirakan mulai berproduksi pada 2025. PBI menargetkan produksi 550.000 ton pada tahun pertama, sementara Khatulistiwa Raya Cakrawala menargetkan 1 juta ton. Satu perusahaan lainnya, PT Riya Pasific Nabati, masih dalam tahap perizinan dan pembersihan lahan.
Ervin berharap kehadiran tiga mitra baru ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dan mendukung program hilirisasi industri curah cair nasional.
Sementara itu, arus bongkar muat komoditas curah cair di Terminal Kijing terus meningkat. Pada 2024, volume ekspor CPO dan turunannya naik 12 persen dibanding tahun sebelumnya, dari 1,6 juta ton pada 2023 menjadi 1,8 juta ton.
“Semua itu masih dari satu mitra, Energi Unggul Persada,” tambahnya.
Sejak diresmikan pada 2020, Pelabuhan Kijing telah melayani ekspor ke berbagai negara, termasuk Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar, India, Bangladesh, Pakistan, China, dan Korea Selatan. Komoditas yang diekspor meliputi RBD Palm Olein, Glycerine, RBD Palm Oil, hingga Fatty Acid Methyl Ester.
Sementara itu, impor melalui Terminal Kijing berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, India, dan China. Komoditas impor mencakup pupuk, methanol, beras, barang proyek, serta liquid caustic soda. (Ant)
