BANJARBARU, borneoreview.co – Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, resmi meluncurkan sistem transaksi digital berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Pasar Terapung yang terletak di bantaran Sungai Martapura, Siring Jalan Piere Tendean, pada Minggu (tanggal).
Wali Kota Banjarmasin, H. Ibnu Sina, menyatakan bahwa inisiatif ini bertujuan mempercepat transformasi digital khususnya di sektor perdagangan lokal.
“Dengan memanfaatkan platform digital, diharapkan transaksi di Pasar Terapung akan semakin mudah dan nyaman bagi pengunjung. Selain itu, para pedagang tidak perlu lagi repot dengan uang kembalian,” kata Ibnu Sina.
Pasar Terapung merupakan ikon wisata Banjarmasin yang dahulu berada di Sungai Kuin namun kini dipindahkan ke Siring Sungai Martapura untuk memudahkan akses dari pusat kota. Tempat ini menjadi destinasi yang populer bagi wisatawan untuk menikmati pengalaman berbelanja unik di atas perahu.
Peluncuran transaksi QRIS di Pasar Terapung merupakan bagian dari kerja sama dengan Bank Kalsel. Sistem ini diharapkan mempermudah wisatawan dan pengunjung dalam melakukan pembayaran non tunai, sehingga meningkatkan kenyamanan dan volume transaksi.
Tak hanya di Pasar Terapung, Ibnu Sina berharap penerapan QRIS dapat meluas ke sektor-sektor wisata lain di sekitar Banjarmasin, termasuk jasa perahu kelotok di berbagai dermaga wisata seperti Dermaga Siring dan Dermaga Maskot Bekantan.
“Semoga ini bisa dimasifkan lagi, terutama untuk jasa perahu kelotok di dermaga-dermaga wisata,” ujarnya.
Pemanfaatan QRIS ini diharapkan mampu memperkuat pemulihan ekonomi lokal pasca-pandemi COVID-19. Ibnu Sina menyatakan optimisme bahwa peningkatan transaksi digital akan memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Kami berharap ekonomi semakin pulih, transaksi meningkat, dan kesejahteraan masyarakat juga semakin baik,” pungkasnya.