PONTIANAK, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat sebagai langkah strategis memastikan pemenuhan gizi masyarakat, terutama kelompok rentan, seperti ibu hamil, balita, dan keluarga prasejahtera.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri, perlu sinergi. Dukungan pusat sangat penting, tetapi bagaimana daerah mengeksekusi dan mengawalnya menjadi penentu hasil di lapangan,” kata Bupati Kubu Raya Sujiwo di Sungai Raya, Senin (24/11/2025).
Ia mengatakan penguatan sinergi lintas level pemerintahan menjadi kunci mempercepat penurunan stunting dan meningkatkan ketahanan gizi di wilayah itu.
Ia mengatakan berbagai intervensi pusat harus diintegrasikan dengan program daerah agar penanganan masalah gizi lebih efektif.
Pemkab Kubu Raya mengintensifkan pemantauan gizi berbasis data desa dan memperluas layanan intervensi spesifik melalui posyandu, puskesmas, dan kader kesehatan.
Selain itu, pemberdayaan ekonomi keluarga terus didorong agar masyarakat memiliki akses lebih baik terhadap pangan bergizi.
Di tingkat pusat, katanya, sejumlah kementerian memberikan dukungan pelaksanaan program, antara lain penguatan fasilitas layanan kesehatan, bantuan pangan bergizi, dan intervensi edukasi gizi.
Pemkab Kubu Raya memastikan seluruh bantuan disalurkan tepat sasaran melalui koordinasi terstruktur hingga level desa.
“Kami ingin memastikan tidak ada keluarga yang luput dari layanan gizi. Semua program pusat kami kawal dengan pendekatan door to door,” katanya.
Pemkab Kubu Raya juga menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dan kader posyandu, untuk memperluas jangkauan edukasi gizi.
Upaya kolaboratif ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan perawatan anak usia dini.
Dengan penguatan sinergi pusat dan daerah, Sujiwo optimistis angka stunting dan permasalahan gizi lain di Kubu Raya terus menurun, sekaligus mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia menuju masyarakat lebih sehat dan produktif.
Pada kunjungan kerja ke Kubu Raya, Minggu (23/11), Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar bantuan sosial, melainkan langkah strategis mencetak generasi Indonesia yang kuat, sehat, dan cerdas.
Pertemuan Menko Pangan Zulkifli Hasan dengan para pemangku kebijakan di daerah menjadi forum silaturahim sekaligus pemantapan program strategis nasional di bidang pangan.
Ia menyoroti pentingnya pemenuhan pangan bergizi sebagai investasi jangka panjang bangsa.
Ia menjelaskan pemerintah tengah berpacu memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan target besar pada 2026. Program MBG diproyeksikan menyasar 82,9 juta penerima manfaat, sehingga memerlukan pasokan protein dan bahan pangan dalam jumlah masif, mulai dari telur, ayam, ikan, sayur, buah, hingga beras.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah mulai memperkuat produksi pangan nasional melalui pembangunan dua ribu desa nelayan, 20 ribu tambak ikan, serta 500 tambak di setiap kabupaten.
“Langkah ini dilakukan untuk memastikan terpenuhinya 90 juta paket makanan bergizi bagi masyarakat Indonesia tahun depan,” katanya. (Ant)
