Site icon Borneo Review

Pemkab Malinau Kaltara Mau Bank Sampah Jadi Sumber Pendapatan Masyarakat

Wakil Bupati Malinau, Jakaria (baju batik) meraba cacahan plastik yang sudah melalui proses pengolahan di mesin khusus di area Bank Sampah Malinau Lestari di Desa Malinau Kota, Kecamatan Malinau, Kabupaten Malinau. (ANTARA/HO-Kominfo Malinau)

TANJUNGSELOR, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara) meresmikan keberadaan Bank Sampah Malinau Lestari. Harapannya bank sampah itu bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.

Harapan dan keinginan Pemkab Malinau itu tidak muluk-muluk. Pasalnya, melalui Bank Sampah Malinau Lestari, tumpukan sampah plastik bisa bernilai jual.

“Dengan konsep yang unik, setiap satu kilogram sampah plastik yang dikumpulkan akan ditukar dengan uang tunai sebesar Rp2 ribu,” kata Wakil Bupati Malinau Jakaria, Senin (5/8/2024).

Keberadaan bank sampah pun diyakininya tidak hanya mengurangi volume sampah di lingkungan warga, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat, terutama bagi warga Desa Malinau Kota.

“Ini adalah contoh nyata bagaimana kita bisa mengubah sampah menjadi berkah,” tambah Jakaria.

Sebagai informasi, bank sampah ini sebenarnya sudah berjalan dan beroperasi sejak tahun lalu, tepatnya sejak  pada April 2023 lalu. Namun,  baru bisa diresmikan pada 2024 ini.

Direktur Bank Sampah Malinau Lestari, Agus Supriyanto, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi. Dalam sehari, bank sampah ini mampu mengumpulkan hingga satu ton sampah plastik.

“Bayangkan, dengan harga Rp2.000 per kilogram, pendapatan yang dihasilkan sangat signifikan,” kata Agus.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dengan bekerja hanya dua jam sehari, seorang pemulung bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp1,5 juta per minggu.

Agus mengatakan, selama satu tahun berjalan ternyata Kabupaten Malinau bisa menghasilkan satu ton sampah palstik dalam sehari dalam waktu kerja sekitar 3 jam.

Dan, mereka yang punya botol plastik langsung mengantarkan di bank sampah. Sedangkan pembayarannya melalui rekaning secara langsung.

“Ada yang sampai menghasilkan Rp800 ribu sampai Rp.1.500.000 satu orang. Dengan harga Rp2 ribu per kilogramnya. Kalau ditekuni bisa mengalahkan gaji pegawai,” sebutnya.

Menurutnya, hal itu adalah bukti bahwa sampah bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Dan, keberhasilan Bank Sampah Malinau Lestari tidak lepas dari dukungan penuh Pemkab Malinau.

Program ini sejalan dengan visi untuk menciptakan Malinau yang bersih dan berkelanjutan. “Jadi semua keberhasilan ini bukan untuk saya sendiri pribadi, itu semua murni dari kabupaten Malinau,” terang Agus.

Akhirnya Agus berharap, apa yang dilakukan ini bisa membantu Pemkab Malinau, salah satunya yaitu mendukung program RT bersih. “Hal ini sesuai dengan komitmen kami yaitu bersih lingkungan dari sampah,” pungkasnya. (Ant)

Exit mobile version