SAMARINDA, borneoreview.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berkomitmen untuk mencegah penyebaran malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan memberikan bantuan 60 ribu kelambu insektisida antimalaria. Kelambu ini akan dibagikan di wilayah yang terindikasi endemis malaria, terutama di Kecamatan Sepaku, lokasi pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Jensje Grace Makisurat, menyampaikan bahwa pembagian kelambu ini akan difokuskan kepada pekerja konstruksi yang terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara. Hal ini bertujuan agar para pekerja tidak terpapar malaria selama masa tugas mereka.
“Pembagian kelambu insektisida antimalaria di Kecamatan Sepaku diutamakan untuk pekerja konstruksi, serta ibu hamil dan masyarakat yang tinggal di kawasan hutan Kecamatan Babulu,” ujar Jensje di Penajam, Kaltim, pada Minggu.
Distribusi kelambu ini dilakukan melalui masing-masing puskesmas yang beroperasi di daerah endemis malaria. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dengan rutin membersihkan saluran pembuangan air dan sampah yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Jensje mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Warga diminta membersihkan saluran air dan sampah untuk meminimalisir pertumbuhan jentik nyamuk pembawa malaria,” katanya.
Meskipun kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara tercatat hanya sekitar 25 persen berasal dari wilayah lokal, Jensje menegaskan bahwa penyakit ini tetap menjadi perhatian serius. Pada tahun 2024, terdapat 232 kasus malaria di daerah tersebut, dengan 25 kasus di Kecamatan Sepaku, yang bertepatan dengan wilayah Ibu Kota Nusantara.
Pemprov Kaltim menargetkan agar pada tahun 2027, wilayah Ibu Kota Nusantara dan sekitarnya dapat bebas dari malaria. Langkah ini diharapkan dapat menekan penyebaran malaria yang juga tercatat meningkat di daerah perbatasan dengan Kabupaten Paser dan Kutai Barat. (Ant)