Penurunan Ekspor CPO dan Komoditas Unggulan pada Januari 2025

Kapal Angkut Peti Kemas

JAKARTA, borneoreview.co – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami penurunan signifikan sebesar 24,1 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Januari 2025, dengan nilai ekspor mencapai US$1,44 miliar.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), nilai ekspor CPO juga mencatatkan penurunan sebesar 16,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$1,72 miliar.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa secara volume, total ekspor CPO dan produk turunannya hanya mencapai 1,27 juta ton pada Januari 2025.

Angka ini mengalami penurunan dari Desember 2024 yang mencapai 1,65 juta ton dan jauh lebih rendah dibandingkan Januari 2024 yang mencapai 2,06 juta ton.

“Nilai ekspor CPO dan turunannya turun 24,1% mtm dan turun 16,68% yoy,” ujar Amalia dalam Rilis BPS, Senin (17/2/2025).

Ia menambahkan bahwa kontribusi ekspor CPO dan turunannya terhadap total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari 2025 hanya sebesar 7,04%, menjadikannya salah satu komoditas dengan penurunan tertinggi.

Dari sisi harga, CPO di pasar global pada Januari 2025 tercatat sebesar US$1.134,08 per ton, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$1.146,27 per ton. Namun, jika dibandingkan dengan Januari 2024, harga CPO mengalami kenaikan dari US$835,43 per ton.

Selain CPO, BPS juga mencatat penurunan ekspor pada komoditas unggulan lainnya, seperti batu bara serta besi dan baja. Nilai ekspor batu bara turun sebesar 19,33% mtm dan 9,99% yoy, dengan kontribusi ekspor sebesar 10,63%. Pada Januari 2024, nilai ekspor batu bara mencapai US$2,41 miliar, sedangkan pada Januari 2025 turun menjadi US$2,17 miliar.

Hal serupa terjadi pada ekspor besi dan baja yang mencatatkan penurunan sebesar 10,41% mtm dan 7,63% yoy, dengan kontribusi ekspor sebesar 10,41%. Nilai ekspor besi dan baja pada Januari 2024 mencapai US$2,3 miliar, sedangkan pada Januari 2025 turun menjadi US$2,12 miliar.

“Ketiga komoditas ini memberikan kontribusi sekitar 28,08% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari 2025,” pungkas Amalia.

Penurunan ekspor CPO, batu bara, serta besi dan baja menunjukkan adanya tantangan bagi sektor perdagangan Indonesia di awal tahun ini. BPS akan terus memantau perkembangan ekspor dan faktor-faktor yang mempengaruhinya guna memberikan analisis yang lebih mendalam bagi pemangku kepentingan dan pelaku industri.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *