Petani Berharap Ada Pabrik Karet di Kapuas Hulu Kalbar

KAPUAS HULU, borneoreview.co – Petani karet di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), berharap ada pabrik karet di daerahnya. Pasalnya mereka hingga kini mengandalkan pabrik di Pontianak.

Kebutuhan pabrik karet di Kapuas Hulu Kalbar semakin menjadi karena petani mulai bergairah lagi. Ini tak lain karena harga karet yang sempat anjlok kini kembali membaik.

Adalah kenyataan ketika petani karet harus merasakan harga yang buruk dalam beberapa tahun terakhir, namun kini harga itu kembali membaik dengan kisaran Rp9.500 hingga Rp10 ribu per kilogram di tingkat petani di Kapuas Hulu Kalbar.

“Komoditi karet kembali digeluti masyarakat setelah beberapa tahun karet sama sekali tidak dilirik karena harga jauh turun, tapi sekarang harganya sudah mulai membaik,” kata salah satu pembeli karet di Kapuas Hulu, Yakobus Sangkudan, di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa (20/8/2024).

Sangkudan menyampaikan dalam sebulan dirinya menampung sedikitnya 20 ton karet dari petani karet di Kecamatan Putussibau Utara dan Putussibau Selatan.

Ia mengaku meskipun harga mulai membaik, namun harga karet masih belum stabil saat ini di tingkat petani berkisar antara Rp9.500 hingga Rp10 ribu per kilogram, sedangkan harga di pabrik di Pontianak kisaran Rp11.500 per kilogram.

“Untuk saat ini lumayan harganya, jika dibandingkan beberapa tahun lalu hanya kisaran Rp4 ribu hingga Rp6 ribu, banyak kebun karet akhirnya di tebang karena muncul komoditi tanaman kratom, tapi sekarang sejumlah masyarakat kembali menggeluti karet,” katanya.

Sangkudan berharap ada kebijakan pemerintah untuk menghidupkan kembali komoditi karet menjadi sumber penghasilan masyarakat.

“Potensi karet di Kapuas Hulu cukup menjanjikan, karena karet sumber pendapatan masyarakat sejak dulu, minimal di Kapuas Hulu ada pabrik,” ucap Sangkudan.

Di tempat terpisah, salah satu petani karet Djulaiha mengatakan karet menjadi salah satu penopang pendapatan keluarga sejak dulu dan sampai saat ini kebun karet masih tetap terawat meski karet bisa dikatakan tidak ada harga beberapa tahun terakhir.

“Kami bisa menyekolahkan anak sampai kuliah itu dulu karena karet, sekarang ini serba sulit harga kebutuhan pokok semakin naik, mau tidak mau untuk menambah penghasilan kami kembali kelola kebun karet, mudah-mudahan harga karet semakin membaik,” katanya berharap.

Terkait potensi karet tersebut, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu belum bisa dimintai keterangan, terkait upaya dalam menghidupkan kembali komoditi karet di tengah masyarakat.(Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *