Petani Dayak Kalbar Transformasi ke Pertanian Regeneratif

SINTANG, borneoreview.co – Daniel, seorang petani sawit swadaya dari Desa Merarai Satu, Kalimantan Barat, menjadi bukti nyata perubahan menuju pertanian berkelanjutan. Setelah mengikuti Sekolah Lapangan (SL) Solidaridad yang mengajarkan praktik pertanian regeneratif, ia mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Terinspirasi oleh petani transmigran di desanya, Daniel memulai usaha budidaya hortikultura sebagai pendapatan alternatif, selain mengelola kebun sawitnya.

Tradisi Suku Dayak, yang biasanya lebih menonjol dalam berburu dan meramu tanaman obat, jarang melibatkan pertanian. Namun, Daniel menunjukkan bahwa dengan dedikasi, siapa pun dapat sukses dalam dunia pertanian. Ia bahkan mengajak keluarganya untuk turut serta, memperluas pengetahuan dan praktik mereka ke arah yang lebih berkelanjutan.

Melalui pelatihan di SL, Daniel memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Ia mulai mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dengan menggunakan kompos untuk meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu, ia menerapkan praktik terbaik pertanian (GAP), termasuk penggunaan pestisida yang lebih hati-hati dan efisien.

Pendekatan inovatif ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian Daniel tetapi juga memberikan manfaat lingkungan. Dengan menanam tanaman hortikultura di sela-sela kebun sawit, ia berhasil memadukan praktik regeneratif dengan keberlanjutan ekonomi. Daniel kini menjadi inspirasi bagi komunitasnya, membuktikan bahwa perubahan positif dimulai dari langkah kecil dengan visi yang besar. (Saw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *