SAMPIT, borneoreview.co – Petani di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) menerima bantuan ribuan bibit buah dan sayur dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
Pemkab Kotim memberikan bantuan ribuan bibit buah dan sayur ini guna membantu petani mengatasi berbagai kendala dan keterbatasan dalam usahanya.
“Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, maka pemerintah terus berupaya meningkatkan sektor pertanian melalui berbagai program dan kegiatan. Seperti yang kami laksanakan saat ini adalah menyerahkan alsintan dan bibit,” kata Bupati Kotim, Halikinnor di Sampit, Jumat (20/9/2024).
Adapun bantuan yang diberikan pada poktan meliputi aneka bibit buah-buahan untuk tiga kecamatan, yakni Kecamatan Parenggean, Kota Besi, dan Mentaya Hilir Utara, berupa bibit jeruk 5.035 batang, durian, 4.035 batang, dan lengkeng 2.000 batang.
Bibit sayuran antara lain bibit cabai, tomat, terong dan kacang panjang untuk Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kota Besi dan Bukit Santuai. Lalu, bibit kopi 3.675 batang untuk Kecamatan Teluk Sampit, Cempaga, Baamang dan Seranau.
Bibit padi untuk lahan seluas 722 hektare, di samping itu, ada bibit jagung untuk lahan 390 hektare yang sebelumnya sudah dilaksanakan penanaman perdana.
Ia melanjutkan Kotim memiliki potensi yang besar untuk menjadi kabupaten yang mandiri dalam memproduksi pangan, sekaligus mampu berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Kendati demikian, masih banyak faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan, seperti bencana alam, perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, serta alih fungsi lahan pangan menjadi non pangan.
Tata ruang di Kotim umumnya dibagi tiga, yakni wilayah selatan adalah penyangga ketahanan pangan berupa padi, wilayah tengah adalah industri, perdagangan dan jasa, kemudian wilayah utara adalah perkebunan dan pertanian dalam arti luas.
Namun, belakangan masyarakat petani di Kotim memiliki kecenderungan beralih ke perkebunan kelapa sawit yang dinilai lebih menjanjikan, padahal, menurutnya, pertanian padi justru lebih tinggi potensi ekonominya jika dikelola dengan benar.
“Contohnya lahan padi lima hektare saja bisa dilakukan panen dua kali setahun dan hasilnya cukup besar, sedangkan sawit itu harus dalam jumlah besar baru besar hasilnya,” sebutnya.
Oleh sebab itu, dengan adanya bantuan seperti bibit dan lainnya dari pemerintah daerah diharap bisa menjadi motivasi bagi para petani untuk bertahan pada usaha pertanian yang dijalankan, serta mengembangkan dan meningkatkan produksi pertaniannya. (Ant)