Site icon Borneo Review

Prof Dr Ali Muktiyanto Rektor Baru Universitas Terbuka, Sejak Kecil Ingin Jadi Dosen

Rektor UT

Rektor Universitas Terbuka periode 2025-2030 Prof Dr Ali Muktiyanto SE MSi usai pelantikan di Kampus UT, Tangerang Selatan, Senin (25/8/2025). ANTARA/Indriani

JAKARTA, borneoreview.co – Menjabat sebagai rektor tak pernah terpikirkan oleh Prof Dr Ali Muktiyanto, saat pertama kali menjadi dosen.

Prof Dr Ali Muktiyanto pertama mengajar di Universitas Terbuka (UT), tepatnya seperempat abad silam.

Menjadi dosen memang impian sejak kecil, lelaki dari Demak, Jawa Tengah.

Ia terinspirasi dari guru-gurunya yang mengayomi, dan memberikan harapan untuk menjadi lebih baik.

“Bagi saya menjadi guru atau dosen adalah profesi yang mulia. Banyak yang menyebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, menurut saya itu benar,” ujar Ali, seusai pelantikan dirinya sebagai Rektor UT 2025-2030 di Tangerang Selatan, Senin (25/8/2025).

Tapi, kita harus meyakini bahwa jika kita berbuat baik, menjadi dosen yang baik maka Insya Allah untuk urusan lain akan dicukupkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, ujarnya.

Pelantikan itu juga dihadiri Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Prof Ojat Darojat.

Yang sebelumnya Rektor UT dua periode yakni 2017 hingga 2021 dan 2021 hingga 2025.

Ojat kemudian diangkat menjadi deputi pada 2024 dan sisa jabatan kemudian diteruskan Dr Mohamad Yunus SS MA dipercaya memimpin UT selama hampir delapan bulan terakhir.

Ali Muktiyanto dilahirkan di Demak 53 tahun silam. Ia dibesarkan dan dididik dalam keluarga religius.

Ayahnya merupakan seorang kepala desa tiga zaman mulai dari zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, hingga Republik Indonesia.

Pendidikan SD ditempuhnya di Demak, SMP dan SMA dilanjutkan di Kudus. Pendidikan jenjang sarjana dilanjutkan di S1 Akuntansi STIE Tridharma.

Pendidikan Magister di Ilmu Ekonomi dan Akuntansi Universitas Padjadjaran, dan studi doktoral Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia.

Ali Muktiyanto memulai karier dosennya di UT sebagai tenaga pengajar, asisten ahli, lektor, lektor kepala hingga diangkat menjadi guru besar pada 2019.

Sejumlah jabatan struktural diembannya seperti Kaprodi S1 Akuntansi pada 2007 hingga 2010, Asisten Direktur 3 Bidang Kemahasiswaan pada 2017 hingga 2018, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis pada 2018 hingga 2021.

Jabatan Wakil Rektor II UT diembannya mulai 2021 hingga 2025.

Suami dari Een Sueni SE MSi ini memiliki kepakaran bidang tata kelola perguruan tinggi yang baik atau Good University Governance (GUG), akuntansi publik, manajemen strategis, sistem informasi manajemen, serta auditor internal dan eksternal.

Ali dilantik menjadi Rektor UT setelah berhasil memenangi kompetisi pemilihan rektor mengalahkan Dr Meirani Harasasi SE dan Rini Yayuk Priyati MEc PhD.

Proses Pemilihan Rektor UT berlangsung bulan Februari hingga Juli 2025, melalui tahapan penjaringan, penyaringan, pemilihan dan penetapan, dengan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan meritokrasi.

Pada 9 Juli 2025, setelah debat tiga calon rektor, Majelis Wali Amanat menetapkan Ali Muktiyanto sebagai Rektor UT Terpilih Periode 2025–2030.

Ia mengusung visi “Meneguhkan kewibawaan, menguatkan integritas, dan mengokohkan reputasi akademik UT secara global’.

Dalam orasi pelantikannya yang berjudul “Langkah Strategis Universitas Terbuka Menuju Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh Global Berbasis Keunggulan Keilmuan, Pembelajaran, dan Lulusan.”

Ali menekankan upaya memperkokoh UT sebagai institusi pendidikan jarak jauh bertaraf global.

Pelopor pendidikan jarak jauh itu harus unggul dalam pengembangan sistem pembelajaran inovatif dan keilmuan, serta menyiapkan lulusan yang berdaya saing global.

Ia juga menekankan kebutuhan akan kepemimpinan manajemen yang bervisi besar, memahami perubahan lingkungan dan kebutuhan organisasi.

Mampu melihat masa depan dengan jernih dan yakin, serta tangkas dan lincah merespon perubahan dan perkembangan baru.

Dalam kesempatan itu, ia menawarkan 20 program pilihan dengan memperhatikan konsep Strategy Map dalam perspektif Balance Scorecard yang dikenal dengan model SHINE-STARS-RID.

SHINE yang merupakan singkatan dari Spirit, Horizon, Innovation, Nurture dan Enterpreneurship menjadi pondasi transformasi institusi.

Sementara Synergy, Transformation, Accountability, Relevance dan Scalability (STARS) menjadi mekanisme strategis dalam merancang dan menjalankan kebijakan, program, serta pertumbuhan organisasi.

Sedangkan RID (Academic Reputation, Academic Integrity, Academic Dignity) merupakan outcome dan dampak yang diharapkan berupa reputasi, integritas, dan kewibawaan akademik UT di tingkat global.

“Kita akan membangun UT dengan transparansi dan akuntabilitas yang kuat, karena itu merupakan satu-satunya bahasa komunikasi kita yang terbaik dengan seluruh pemangku kepentingan kita,” katanya.

Kalau kita transparan dan akuntabel, semua orang akan percaya dengan kita, lanjutnya.

Ali juga mengajak para civitas akademika untuk menjaga integritas dalam segala hal yang masih menjadi pekerjaan rumah saat ini.

Suatu bangsa, lanjut dia, akan maju dan disegani jika selalu menjaga integritas.

“Menurut saya ketika integritas itu runtuh, maka runtuh semuanya. Oleh karena itu, perjuangan kita itu puncaknya memang membangun integritas,” katanya.

Kalau kita punya integritas, misalnya semua orang, semua bangsa akan segan dengan kita, tuturnya lagi.

Konsisten dan Berdedikasi

Ketua Panitia Pemilihan Rektor (PPR) UT Periode 2025–2030, Prof Paulina Pannen, menjelaskan Rektor UT yang baru diharapkan menjadi bintang baru yang menerangi arah jalannya transformasi digital pendidikan di UT.

Termasuk, memperkuat inovasi pembelajaran daring, memperluas jangkauan pendidikan tinggi yang inklusif.

Rektor baru diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan jarak jauh.

Prof Ali terpilih karena memang dari hasil penilaian menunjukkan hasil yang baik dan konsisten.

“Dari berbagai tahapan asesmen, beliau konsisten dan selalu menjadi yang teratas,” kata Paulina.

Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UT Prof Ainun Na’im berharap nakhoda baru UT bisa membawa kemajuan ke depannya.

Saat ini dengan jumlah mahasiswa yang lebih dari 700.000 orang, UT diharapkan dapat menjangkau pelosok Tanah Air.

Ali juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan teknologi.(Ant)

Exit mobile version