PONTIANAK, borneoreview.co – Setiap orang punya cerita. Bagaimana kisah itu memajukan, menginspirasi, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi negara.
Kalimat itulah yang menjadi pembuka sambutan Rasnius Pasaribu, Direktur PT Dharma Inti Bersama (DIB) dalam kegiatan temu media di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (28/11/2025).
PT DIB merupakan pengelola Kawasan Industri Pulau Penebang (KIPP) yang ditujukan sebagai pusat pengembangan industri aluminium dan hilirisasi bauksit di Indonesia.
Kebutuhan aluminium nasional saat ini berada di angka 1,2 juta ton per tahun, namun 56 persen masih dipenuhi dari impor. PT DIB hadir untuk menjawab tantangan tersebut, melalui peningkatan kapasitas produksi aluminium dalam negeri.
Dalam paparannya, Rasnius Pasaribu menyampaikan bahwa perusahaan menargetkan diri menjadi tulang punggung pemenuhan aluminium nasional.
“Kami berharap dapat menjadi pendukung pemenuhan kebutuhan aluminium Indonesia,” ujarnya.
Dampak ekonomi dari beroperasinya PT DIB mulai terlihat signifikan. Saat ini komposisi tenaga kerja menunjukkan partisipasi lokal yang kuat, di mana 69 persen merupakan warga Kayong Utara.
Jumlah pekerja yang telah terserap telah mencapai 1.500 orang, dan dalam pengembangan berikutnya ditargetkan meningkat hingga 4.000 tenaga kerja, sejalan dengan bertambahnya kapasitas dan fasilitas produksi.
Dalam kesempatan yang sama, PT DIB menegaskan komitmen untuk membangun sinergi dengan media massa.
Menurut Pasaribu, media merupakan mitra strategis untuk memastikan informasi publik tersampaikan secara benar, akurat, dan memberi manfaat bagi masyarakat.
“Media massa adalah mitra penting bagi kami. Informasi yang benar dapat memperkuat pemahaman masyarakat mengenai manfaat kehadiran industri ini bagi pembangunan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa di era digital saat ini, setiap orang dapat membawa dan menyebarkan berita, sehingga peran media profesional semakin penting dalam memverifikasi dan menyampaikan informasi yang relevan.
Keberadaan PT DIB di Kalimantan Barat diharapkan mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, penyumbang devisa, memperkuat pendapatan daerah.
Harapan ini diperkuat oleh fakta bahwa, setoran pajak dari perusahaan telah meningkat secara signifikan. Yaitu, mencapai 660 persen dari tahun 2024 ke tahun 2025.
Juga menciptakan lapangan kerja luas, serta menjadi katalis bagi berkembangnya industri hilir. Hilirisasi mineral juga diproyeksikan mendorong transfer teknologi, penguatan kapasitas sumber daya manusia lokal, serta pemerataan pembangunan yang lebih inklusif.
Sebagai negara peringkat kelima penghasil bauksit terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengolah sumber daya alamnya menjadi aluminium bernilai tinggi.
Harga bauksit mentah yang hanya sekitar 40 dolar AS per ton, menunjukkan besarnya nilai tambah yang bisa dicapai melalui pengolahan.
PT DIB hadir untuk mengambil peran itu mengurangi ketergantungan impor, memenuhi kebutuhan industri nasional, dan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat Kalbar dan Indonesia.***
