BANJARMASIN, borneoreview.co – Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Endri, melaporkan bahwa realisasi investasi yang masuk ke wilayah Kalsel telah mencapai Rp18,13 triliun hingga September 2024.
“Terhitung dari Januari hingga September 2024,” ungkap Endri di Banjarbaru.
Endri menjelaskan, capaian investasi tertinggi berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang mencapai lebih dari Rp12 triliun.
“Total ada sebanyak 8.255 proyek pada investasi PMDN ini,” ujarnya. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang sekitar Rp5,9 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 884.
Data tersebut, lanjut Endri, sesuai dengan paparan realisasi investasi PMDN dan PMA yang dirilis oleh Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta daftar Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Kalsel yang diolah oleh Kedeputian Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM.
Adapun daerah dengan penerimaan investasi tertinggi di Kalsel adalah Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kota Banjarmasin.
“Investasi terbesar masuk di Kabupaten Kotabaru sebesar Rp4,6 triliun, diikuti Kabupaten Tanah Bumbu Rp3,7 triliun, dan Kota Banjarmasin Rp3,1 triliun,” terang Endri.
Sektor pertambangan masih menjadi yang terbesar dalam menyumbang realisasi investasi, dengan nilai mencapai Rp10 triliun. Disusul sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi sebesar Rp2,4 triliun, serta sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan sebesar Rp1,2 triliun.
Untuk investasi dari luar negeri, sumber terbesar berasal dari Hong Kong, diikuti Singapura dan Inggris.
“Investasi asing ini cukup besar, dan diharapkan bisa terus meningkat,” ujar Endri, yang juga menjabat sebagai Penjabat Bupati Hulu Sungai Selatan.
Endri menambahkan, berdasarkan realisasi investasi hingga saat ini, Provinsi Kalsel berada di peringkat 17 secara nasional. (Ant)