Site icon Borneo Review

Risiko dan Keselamatan Kerja di Industri Pertambangan

Ilustrasi Risiko dan Keselamatan Kerja di Industri Pertambangan. (Freepik)

Ilustrasi Risiko dan Keselamatan Kerja di Industri Pertambangan. (Freepik)

PONTIANAK, borneoreview.co Industri pertambangan merupakan salah satu sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian global, menyediakan bahan baku penting seperti batu bara, emas, tembaga, dan mineral lainnya.

Namun, di balik kontribusinya yang signifikan, industri ini juga dikenal memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan kerja. Para pekerja di sektor ini menghadapi berbagai bahaya, mulai dari kecelakaan fisik hingga paparan zat berbahaya.

Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko yang ada dan langkah-langkah keselamatan yang dapat diterapkan untuk melindungi tenaga kerja.

Risiko di Industri Pertambangan

Salah satu risiko utama dalam industri pertambangan adalah kecelakaan fisik. Tambang bawah tanah, misalnya, rentan terhadap runtuhan atap atau dinding akibat struktur geologi yang tidak stabil.

Data dari berbagai negara menunjukkan bahwa insiden seperti ini sering kali menyebabkan korban jiwa atau cedera serius.

Selain itu, pekerja juga berisiko mengalami kecelakaan akibat penggunaan alat berat, seperti truk pengangkut atau mesin bor, yang jika tidak dioperasikan dengan benar dapat menimbulkan dampak fatal.

Risiko lain yang signifikan adalah paparan debu dan bahan kimia beracun. Di tambang batu bara, misalnya, pekerja sering terpapar debu silika yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru kronis seperti silikosis.

Paparan gas beracun, seperti metana atau karbon monoksida, juga menjadi ancaman serius, terutama di tambang bawah tanah yang memiliki ventilasi terbatas.

Ledakan akibat akumulasi gas ini bahkan dapat menghancurkan seluruh fasilitas tambang dan menewaskan banyak pekerja dalam sekejap.

Faktor ergonomis dan kelelahan juga tidak boleh diabaikan. Pekerja tambang sering bekerja dalam posisi yang tidak nyaman atau mengangkat beban berat, yang dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal.

Selain itu, jam kerja yang panjang dan lingkungan yang keras—seperti suhu ekstrem atau kebisingan—dapat meningkatkan risiko kecelakaan akibat kurangnya konsentrasi.

Upaya Keselamatan Kerja

Untuk mengurangi risiko tersebut, keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama dalam operasional pertambangan.

Salah satu langkah penting adalah penerapan standar keselamatan yang ketat. Perusahaan tambang wajib mematuhi regulasi lokal dan internasional, seperti yang ditetapkan oleh International Labour Organization (ILO) atau badan keselamatan kerja nasional.

Regulasi ini biasanya mencakup penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti helm, masker respirator, dan sepatu keselamatan, yang harus dipakai oleh setiap pekerja.

Pelatihan keselamatan juga memainkan peran kunci. Pekerja perlu dilatih untuk mengenali bahaya di tempat kerja, mengoperasikan peralatan dengan aman, dan mengetahui prosedur darurat, seperti evakuasi saat terjadi kebakaran atau ledakan.

Simulasi kecelakaan rutin dapat membantu meningkatkan kesiapan pekerja dalam menghadapi situasi kritis. Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa semua peralatan diperiksa secara berkala untuk mencegah kegagalan mekanis yang dapat membahayakan nyawa.

Teknologi modern juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keselamatan. Sensor pendeteksi gas, misalnya, dapat memberikan peringatan dini jika kadar gas berbahaya meningkat.

Penggunaan drone untuk memantau area tambang yang sulit dijangkau juga dapat mengurangi kebutuhan pekerja untuk memasuki zona berisiko tinggi. Di sisi lain, sistem ventilasi yang canggih harus dipasang di tambang bawah tanah untuk memastikan pasokan udara bersih yang memadai.

Budaya Keselamatan

Selain langkah teknis, membangun budaya keselamatan di kalangan pekerja dan manajemen adalah elemen penting. Pimpinan perusahaan harus menunjukkan komitmen nyata terhadap keselamatan, bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban hukum.

Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan terkait keselamatan, memberikan insentif untuk praktik kerja yang aman, dan menindak tegas pelanggaran prosedur.

Pemerintah juga memiliki peran dalam menegakkan standar keselamatan melalui inspeksi rutin dan sanksi bagi perusahaan yang abai. Kolaborasi antara perusahaan, pekerja, dan regulator dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.

Kesimpulan

Industri pertambangan memang penuh dengan risiko, tetapi dengan pendekatan yang tepat, bahaya tersebut dapat diminimalkan. Kombinasi regulasi ketat, pelatihan memadai, teknologi canggih, dan budaya keselamatan yang kuat adalah kunci untuk melindungi pekerja.

Pada akhirnya, investasi dalam keselamatan tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan reputasi industri pertambangan secara keseluruhan. Keselamatan bukanlah opsi, melainkan keharusan yang tidak bisa ditawar lagi.

Exit mobile version