Site icon Borneo Review

Sampah Anorganik, Momok Alam yang Sulit Mengurai

Gerakan mengumpulkan botol plastik, jenis sampah nonorganik yang lama mengurai ke alam (freepik)

PONTIANAK, borneoreview.co – Keberadaan sampah anorganik masih menjadi masalah pelik bagi manusia dan alam. Pasalnya, dia sangat sulit mengurai.

Itulah sebab, kampanye memilah sampah terus berlangsung tanpa henti. Membiarkan yang anorganik ke alam dan berharap dia cepat mengurai adalah sesuatu yang mustahil.

Tentu, keberadaan sampah anorganik ini berbeda dengan yang organik, yang cenderung lebih cepat mengurai dengan alam.

Melansir berbagai sumber, Sabtu (2/8/2025), sampah yang dihasilkan masyarakat terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik merupakan sampah yang mudah terurai dan busuk di tanah seperti makanan, daun, ranting pohon.

Sementara, sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai di tanah atau membutuhkan waktu yang lama untuk terurainya seperti sampah plastik, kaleng, dan kertas.

Artinya, perbedaan sampah organik dan anorganik cukup sederhana. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, baik hewan, tanaman, maupun manusia.

Dengan kata lain, karena karakteristiknya yang organik, sampah ini sebenarnya bisa terurai sendiri di alam dengan proses alamiah.

Beda halnya dengan sampah anorganik yang berasal dari bahan nonhayati berupa produk sintetik atau hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.

Karena sampah anorganik sebagian besar merupakan hasil buatan manusia, maka sampah ini perlu campur tangan manusia pula untuk bisa dikelola dan diproses.

Yang jelas, setiap jenis sampah mempunyai waktu yang berbeda-beda untuk dapat terurai dalam tanah.

Jenis sampah yang mempunyai waktu urai dalam hitungan minggu-bulan sebut saja kertas (2-5 bulan), kulit buah (6 bulan), kardus (5 bulan), tisu (2-4 minggu), kotak susu (2 bulan), Koran (6 bulan).

Jenis sampah yang mempunyai waktu urai dalam hitungan tahun-puluhan tahun seperti filter rokok, kantong plastik (10-12 tahun), kaus kaki (1-5 tahun), gelas plastik (50 tahun), benda kulit (25-40 tahun), kain nilon, jaring ikan (30-40 tahun), almunium foil (80-100 tahun).

Lalu, jenis sampah yang mempunyai waktu urai yang sangat lama seperti baterai (100 tahun), plastik (200-1000 tahun), botol kaca (1 juta tahun), popok, pembalut wanita (450 tahun), ban bekas (2000 tahun), tinta printer (450-1000 tahun), sedotan plastik (200 tahun), kaleng minuman (200 tahun).

Ada pula sampah anorganik yang tidak terurai di tanah seperti stryrofoam.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi jenis sampah yang dihasilkan dari yang paling banyak adalah sisa makanan, kayu/ranting/daun, kertas/karton, plastik, kain, kaca, logam dan jenis lainnya.

Dan, sampah anorganik termasuk dalam penyumbang sampah yang banyak juga. Jadi, perhatikan jenis sampahmu!***

Exit mobile version