KOTAWARINGIN BARAT, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) fokus untuk memperkuat intervensi terhadap 1.400 keluarga yang masuk dalam kategori rentan atau berisiko stunting.
Bentuk intervensi Pemkab Kotawaringin Barat terhadap seribuan keluarga rawan stunting itu seperti meningkatkan edukasi, melakukan pendataan tumbuh kembang keluarga secara berkala, dan memberikan bantuan pangan bergizi.
“Tentunya kita akan melakukan penanganan secara insentif dan berkelanjutan, dan melibatkan berbagai pihak, termasuk posyandu, puskesmas serta masyarakat setempat,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Barat, Rody Iskandar, di Pangkalan Bun, Sabtu (16/11/2024).
Selain itu, Pemkab Kotawaringin Barat juga menentukan sepuluh lokasi khusus, untuk difokuskan dalam program penanganan stunting di wilayah setempat agar upaya deteksi dini dan penanganan kasus gangguan kesehatan yang menjadi perhatian nasional ini lebih optimal.
Dia mengungkapkan peranan kepala desa dan camat juga sangat diperlukan, salah satunya dengan melakukan inovasi-inovasi di posyandu, kegiatan yang menarik agar masyarakat lebih berminat untuk datang ke posyandu.
“Desa dan camat harus berinovasi, seperti melaksanakan edukasi atau kampanye kesehatan yang menarik di posyandu agar masyarakat merasa tertarik dan memahami pentingnya posyandu,” ungkapnya.
Rody mengatakan posyandu memegang peranan penting dalam mengawasi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting. Posyandu dinilai efektif dalam optimalisasi upaya pencegahan stunting.
“Oleh karena itu, kami mengimbau bagi ibu hamil dan ibu balita agar datang ke posyandu untuk mendapatkan layanan kesehatan dan pemantauan gizi,” katanya.
Dia menyampaikan diperlukan sinergi antara pemerintah dan tenaga kesehatan serta masyarakat sebagai langkah nyata untuk kelancaran penanganan stunting tersebut.
“Kunci keberhasilan program ini adalah kolaborasi di berbagai level, baik di tingkat keluarga maupun pemerintah desa,” kata Rody.
Dia menambahkan meskipun Kabupaten Kotawaringin Barat berhasil meraih prestasi dalam penanganan stunting di Kalimantan Tengah, hal tersebut tidak cukup, artinya Kobar ke depan masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
“Saya harap prestasi yang berhasil kita raih dapat menjadi acuan semangat kita untuk terus berinovasi dan memperbaiki program penanganan stunting lebih baik lagi agar berdampak jangka panjang bagi kualitas generasi muda kita ke depan,” kata Rody Iskandar. (Ant)