BANJARMASIN, borneoreview.co – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kalimantan Selatan menjadi perguruan tinggi negeri terbaik di regional Kalimantan versi data terbaru Science and Technology Index (SINTA) pada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
“Sebagai perguruan tinggi negeri terbaik, ULM menempati posisi pertama di Kalimantan dengan raihan skor 974.031 poin,” kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri di Banjarmasin, Selasa (9/9/2025).
Jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lain di Kalimantan, keunggulan ULM terlihat cukup jauh. Itu sebab kampus ini disebut sebagai perguruan tinggi negeri terbaik.
Universitas Tanjungpura di Kalimantan Barat (Kalbar) menempati posisi kedua dengan skor 726.324 poin, sementara Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur (Kaltim) berada di posisi ketiga dengan 545.086 poin.
Menurut Prof Alim, jarak skor ini menunjukkan konsistensi ULM dalam menghasilkan publikasi berkualitas tinggi.
Selain itu ULM juga berhasil masuk dalam jajaran 30 besar perguruan tinggi terbaik se-Indonesia versi Edurank 2025, tepatnya di peringkat ke-27.
ULM mengungguli Universitas Mulawarman (peringkat 39), Universitas Tanjungpura (peringkat 44), dan Universitas Palangka Raya (peringkat 55).
Alim menyatakan pencapaian skor SINTA 974.031 hasil kerja keras seluruh sivitas akademika yang terus berkolaborasi mengembangkan riset dan publikasi ilmiah.
Tidak hanya unggul dalam capaian skor, ULM juga tercatat memiliki jumlah peneliti aktif terbanyak di Kalimantan dengan 1.749 peneliti, melampaui Universitas Mulawarman (1.558 peneliti) dan Universitas Tanjungpura (1.270 peneliti).
Jumlah tersebut memperlihatkan ekosistem riset di ULM yang semakin kuat dan berkelanjutan.
Alim menegaskan prestasi ini menjadi pemacu bagi ULM untuk terus meningkatkan kualitas penelitian melalui dukungan pendanaan, infrastruktur, dan penguatan sumber daya manusia.
“ULM berkomitmen memperluas riset multidisipliner yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama riset yang mendukung pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ujarnya.
Data SINTA yang dirilis Kemdiktisaintek menjadi indikator penting produktivitas riset, sekaligus peran perguruan tinggi dalam kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. (Ant)