Site icon Borneo Review

Sintang Siap Hadapi Karhutla, Posko Siaga Dibentuk di Semua Tingkat

Pemkab Sintang menggelar apel siaga bencana karhutla di wilayah Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Kominfo Sintang. (Teofilusianto Timotius)

SINTANG, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat siap membentuk posko siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di masing-masing kecamatan hingga ke tingkat desa di daerah tersebut.

Wakil Bupati Sintang Melkianus, saat memimpin Apel siaga karhutla, Kamis (1/8/2024) menuturkan, “Posko siaga karhutla itu bentuk komitmen kita dalam mencegah dan menanggulangi karhutla, lakukan upaya pencegahan dan edukasi kepada masyarakat,” katanya.

Melkianus menyampaikan status siaga bencana karhutla dilakukan secara berjenjang termasuk di Kabupaten Sintang melalui Surat Keputusan Bupati Sintang nomor 400.9.10/1335/Kep-BPBD/2024, Tanggal 24 Juli 2024 Tentang penetapan status siaga darurat bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang Tahun 2024.

Ia mengatakan kesiapsiagaan menghadapi bencana karhutla perlu dilakukan secara berjenjang sampai ke tingkat desa dan kelurahan.

Agar pencegahan dan penanggulangan karhutla dilakukan secara bersama-sama melibatkan semua pihak termasuk elemen masyarakat.

“Ada sanksi kepada pelaku pembakaran yang tidak sesuai ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) nomor 14 Tahun 2022 Tentang pembukaan lahan tanpa bakar dan pembakaran terbatas dan terkendali,” bilangnya.

Melkianus pun berpesan dalam pembentukan posko siaga karhutla di setiap kecamatan dan desa perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat agar mematuhi aturan pembakaran terbatas dan terkendali.

Selain itu, masing-masing instansi dan perusahaan perlu meningkatkan kolaborasi dalam upaya pencegahan karhutla.

“Pencegahan sangat penting dengan melaksanakan patroli dan datangi rumah penduduk berikan pemahaman dan ajak turut serta menjaga agar tidak terjadi karhutla, sebab dampak karhutla menimbulkan kabut asap yang berdampak luas,” kata Melkianus.

WALHI Kalimantan Barat melaporkan bahwa sepanjang Juli 2024, tercatat 778 titik panas di berbagai wilayah Kalimantan Barat, kecuali Kota Singkawang dan Kota Pontianak. Hotspot terbanyak terdapat di Sanggau (24 persen), Ketapang (15 persen), dan Landak (12 persen).

Terpisah, Kepala BPBD Kubu Raya, Herry Purwoko, mengimbau masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan, dan apabila melihat titik api untuk segera melaporkan kepada RT atau RT setempat yang akan diteruskan kepada BPBD untuk dapat langsung ditangani agar titik api tersebut tidak semakin meluas.

Terkait hal tersebut, Pj. Gubernur Harisson mengajak semua pihak untuk bersatu dalam penanggulangan karhutla yang semakin serius. Harisson menegaskan pentingnya pemantauan langsung dan penanganan kendala seperti masalah pompa air dan peralatan pemadam.

“Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berkomitmen mencari solusi terbaik dan akan segera mengadakan rapat koordinasi dengan BNPB, sambil mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak dalam upaya penanggulangan karhutla,” kata Harisson. (Ant)

Exit mobile version