Site icon Borneo Review

Startup Hijau Indonesia: Inovasi Anak Muda Mengatasi Sampah Plastik

PONTIANAK, borneoreview.co – Sampah plastik menjadi salah satu persoalan lingkungan paling mendesak di Indonesia, negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Namun, di tengah tantangan tersebut, muncul startup hijau yang digerakkan anak muda untuk mengubah masalah menjadi peluang inovasi.

Generasi muda Indonesia kini memimpin gerakan ekonomi sirkular melalui berbagai startup ramah lingkungan. Mereka hadir dengan beragam inovasi, mulai dari kemasan ramah lingkungan berbahan rumput laut, sistem pengelolaan sampah berbasis digital, hingga pengolahan plastik menjadi bahan bangunan yang bernilai ekonomi.

Langkah ini bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja hijau serta mendukung ekonomi lokal.

Evoware: Rumput Laut sebagai Pengganti Plastik

Evoware, startup karya David Christian, menciptakan kemasan dari rumput laut yang dapat larut dalam air dan bahkan dapat dimakan. Produk seperti gelas Ello Jello dan kemasan sachet dari rumput laut ini menjadi alternatif nyata menggantikan plastik sekali pakai yang sulit terurai.

Selain menyelesaikan masalah plastik, Evoware membantu meningkatkan kesejahteraan petani rumput laut di Makassar dengan memastikan pasokan bahan baku yang berkelanjutan.

Waste4Change: Mengelola Sampah dengan Prinsip Zero Waste

Didirikan pada 2014, Waste4Change hadir dengan solusi pengelolaan sampah rumah tangga, perkantoran, dan industri dengan prinsip zero waste to landfill. Melalui layanan edukasi, pengumpulan sampah terpilah, dan pengolahan profesional, Waste4Change telah mengelola lebih dari 22 ton sampah per hari di fasilitas mereka, dengan tingkat residu akhir hanya sekitar 10%.

Octopus: Bank Sampah Digital dengan Jaringan Luas

Octopus, yang didirikan Hamish Daud dan tim, menjadi platform digital yang menghubungkan pemulung dengan rumah tangga dan pengolah sampah. Melalui aplikasi ini, masyarakat dapat menjual sampah daur ulang secara langsung, sambil memberdayakan ribuan pemulung di berbagai daerah di Indonesia.

Greenhope: Bioplastik dari Singkong

Startup Greenhope mengembangkan bioplastik berbahan singkong, yang dapat terurai secara alami dalam waktu lebih cepat dibandingkan plastik konvensional. Produk mereka sudah mendapat pengakuan internasional dan menjadi salah satu inovasi unggulan dalam BUMN Startup Day.

Startup hijau ini hadir dengan inovasi nyata untuk mengatasi masalah plastik, sambil menggerakkan ekonomi lokal, memberdayakan masyarakat, dan membantu Indonesia mencapai target pengurangan sampah plastik laut sebesar 70% pada 2025.

Langkah-langkah kecil seperti memilih kemasan ramah lingkungan, memisahkan sampah di rumah, dan mendukung startup hijau adalah kontribusi nyata yang dapat dilakukan masyarakat dalam mendukung gerakan ini.

Melalui kreativitas dan keberanian anak muda Indonesia, masalah sampah plastik bukan lagi sesuatu yang hanya dikeluhkan, tetapi menjadi peluang untuk menghadirkan solusi berkelanjutan. Startup hijau seperti Evoware, Waste4Change, Octopus, dan Greenhope menunjukkan bahwa inovasi, teknologi, dan semangat kolaborasi dapat menjadi kunci mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih bersih dan hijau.

Dengan mendukung startup hijau dan menerapkan gaya hidup minim plastik, kita bersama-sama bisa menjadi bagian dari solusi, bukan hanya sekadar saksi atas permasalahan sampah plastik di negeri ini.***

Exit mobile version