Site icon Borneo Review

Teknologi Biochar Jadi Solusi Perubahan Iklim dan Peluang Perdagangan Karbon

JAKARTA, borneoreview.co – Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono menyatakan dukungan terhadap penerapan teknologi biochar sebagai upaya strategis mengatasi perubahan iklim, sekaligus mendorong peluang ekonomi hijau melalui perdagangan karbon.

“Aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dua-duanya perlu kita lakukan bersama-sama. Salah satunya seperti yang teman-teman ABII lakukan melalui teknologi biochar,” ujar Wamen LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan (BPLH) Diaz dalam pernyataan di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Dalam peluncuran Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) yang berlangsung di Jakarta, Senin (7/7), ia menyoroti peningkatan temperatur di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian, pemanasan tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia yang terus menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Menyikapi kondisi ini, Wamen LH Diaz yang juga menjadi Wakil Ketua ABII menekankan pentingnya aksi nyata dari seluruh elemen bangsa, termasuk melalui inovasi teknologi seperti biochar.

Biochar merupakan hasil pengolahan limbah agrikultur seperti ampas tebu (bagasse) yang dapat menyerap emisi GRK, sekaligus merevitalisasi tanah yang tidak lagi optimal. Selain manfaat lingkungan, teknologi ini juga membuka peluang untuk menghasilkan kredit karbon yang dapat diperdagangkan secara internasional.

Wamen LH Diaz menyebut bahwa sektor biochar berpotensi menjadi pionir dalam perdagangan karbon global.

“Sekarang bolanya ada di asosiasi. Masukan teknis sudah kita berikan dan tinggal dikembalikan ke KLH. Harapannya supaya sektor ini bisa menjadi yang pertama yang mendobrak perdagangan karbon internasional,” kata Diaz.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rahmat Pambudi turut menekankan pentingnya teknologi biochar dalam menghadapi tantangan tiga krisis planet (triple planetary crisis), yaitu perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

“Triple planetary crisis perlu ditangani. Salah satu caranya adalah menghasilkan biochar. Kelihatannya sederhana, tetapi menghasilkan biochar berkualitas adalah langkah mengurangi triple planetary crisis,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Rahmat Pambudi.

Sebagai Ketua Dewan Pengawas ABII, Rahmat Pambudi juga menekankan perlunya peta jalan sektor biochar untuk mendukung sistem pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Ketua Umum ABII Hashim Djojohadikusumo yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim, mengungkapkan rasa gembiranya atas berdirinya asosiasi itu. Hashim mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang telah terbangun sejak awal gagasan pendirian ABII. (Ant)

Exit mobile version