SAMARINDA, borneoreview.co – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menegaskan pentingnya hilirisasi dalam mengembangkan produk-produk dari tanaman kratom melalui koperasi di Kalimantan. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungannya ke sentra produksi kratom milik Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Cabang Kalimantan Timur.
Kratom, tanaman endemik Asia Tenggara yang dimanfaatkan secara tradisional sebagai herbal, memiliki potensi ekonomi besar. Teten mengungkapkan bahwa pengembangan produk kratom telah menjadi topik dalam rapat kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo, mengingat potensi tanaman ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kalimantan.
Menkop UKM optimistis bahwa hilirisasi produk kratom dapat diwujudkan, terutama setelah Koperasi Koprabuh melakukan riset mendalam. Kratom memiliki potensi sebagai bahan baku untuk industri farmasi, serta makanan dan minuman, yang mendapat permintaan pasar global yang meningkat.
Data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa ekspor kratom Indonesia terus meningkat, khususnya ke Amerika Serikat. Teten menekankan pentingnya untuk tidak hanya menjual bahan mentah kratom, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai tambah.
“Ini sebenarnya hilirisasi, supply chain-nya, bahan bakunya dari para petani. Hilirisasinya butuh teknologi, dan itu tidak mahal. Ini bisa dipakai di Rumah Produksi Bersama,” ujarnya.
CEO Koperasi Koprabuh, Yohanis Walean, menambahkan bahwa kratom sudah masuk kategori herbal dan legal untuk diekspor, dengan potensi pengembangan yang lebih besar dibandingkan sawit. Dia menyoroti bahwa penanaman kratom relatif tidak rumit, dengan lokasi yang strategis di dekat sumber air, rawa, dan tepi danau.