Site icon Borneo Review

TikTok Nonaktifkan Fitur “LIVE”, Imbas Demo Makin Meluas

Aksi Mahasiswa

Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kalbar, Jumat (29/8/2028). Aksi berlangsung hingga malam hari di Tugu Digulis, bahkan polisi menembakkan gas air mata untuk bubarkan mahasiswa. (Andi R)

JAKARTA, borneoreview.co – Platform media sosial TikTok menonaktifkan atau menangguhkan secara sukarela fitur “LIVE” atau siaran langsungnya di Indonesia pada Sabtu (30/8) malam.

Fitur LIVE belakangan banyak digunakan pengguna, untuk menayangkan kondisi demo dan aksi massa, dalam satu pekan terakhir.

Langkah sukarela ini diambil TikTok, sebagai bagian dari pengamanan tambahan, untuk memastikan platformnya tetap menjadi ruang digital yang aman bagi pengguna.

“Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok LIVE selama beberapa hari ke depan di Indonesia,” kata Juru Bicara TikTok, dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/8/2025) malam.

Tiktok juga terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas, dan memantau situasi yang ada.

Fitur LIVE TikTok yang tidak lagi dapat diakses mulai dikeluhkan warganet di platform media sosial X.

Masalah akses ini juga terpantau melalui situs web downdetector.id.

Terlihat di situs laman tersebut bahwa kesulitan akses TikTok mulai terasa pada pukul 18.21 WIB dengan 29 laporan, dan meningkat pada 21.16 WIB dengan 174 laporan.

Karena kondisi ini saat membuka TikTok, pengguna yang mencari konten LIVE pengguna akan notifikasi “Koneksi tidak stabil. Coba masuki LIVE beberapa saat lagi”.

Apabila melakukan pencarian manual, di kolom Search maka pengguna juga tidak akan bisa mengakses LIVE dan akan menemukan “Tidak ada ditemukan hasil pencarian”.

Demonstrasi yang terjadi di beberapa titik di Indonesia ini berawal dari Jakarta pada Senin (25/8/2025), ribuan orang dari berbagai latar belakang memadati kawasan Gedung DPR/MPR RI di Jakarta.

Massa demonstran mengusung beberapa tuntutan. Di antaranya transparansi dan pemangkasan tunjangan DPR, reformasi etika dan akuntabilitas lembaga legislatif, serta penolakan terhadap sejumlah RUU kontroversial.

Namun pada Kamis (28/8/2025) seorang pengemudi ojek daring tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat demonstrasi berlangsung.

Peristiwa yang terekam kamera warga ini, makin menyulut amarah masyarakat.

Tuntutan pun mulai terfokus pada investigasi kematian pengemudi ojek daring yang bernama Affan Kurniawan tersebut.

Ribuan orang bertahan sejak Kamis malam di sekitar Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat dan melanjutkan aksi hingga Jumat (29/8/2025).

Aparat keamanan sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, namun mereka tetap bertahan.

Hingga Sabtu (30/8) intensitas demo mulai berkurang. Lalu lintas di depan kompleks DPR RI di Senayan, Jakarta sudah bisa dilalui warga.

Meski demikian, operasi transportasi umum di beberapa titik masih belum berjalan normal karena beberapa titik seperti Halte TransJakarta mengalami kerusakan akibat pembakaran.(Ant)

Exit mobile version