KUTAI TIMUR, borneoreview.co – PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN), yang juga dikenal sebagai TPA, meresmikan dua fasilitas penting, yaitu Kernel Crushing Plant (KCP) dan Biogas Power Plant (BPP), di Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur pada Selasa, 5 November 2024. Acara peresmian ini dihadiri oleh jajaran direksi dan komisaris TLDN dan menandai langkah penting dalam ekspansi hilirisasi perusahaan serta pemanfaatan limbah kelapa sawit.
Direktur Utama TLDN, Wishnu Wardhana, menyatakan bahwa KCP dan BPP merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan di industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Fasilitas ini juga mendukung komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dengan mengedepankan prinsip ekonomi sirkular, yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya sepanjang rantai produksi.
“Kami berkomitmen untuk melakukan ekspansi bisnis dengan tetap menjaga nilai-nilai keberlanjutan. Dengan hadirnya KCP dan BPP, kami berharap dapat meningkatkan kinerja operasional dan keuangan, serta memberikan kontribusi positif bagi pelestarian lingkungan,” kata Wishnu dalam keterangan resmi pada Kamis, 7 November 2024.
Kernel Crushing Plant (KCP) akan memproduksi minyak inti sawit (PKO) dan palm kernel expeller (PKE) dari inti sawit, sehingga menciptakan produk bernilai tambah. KCP juga akan memanfaatkan energi terbarukan yang dihasilkan oleh Biogas Power Plant (BPP), sehingga memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
Sementara itu, Biogas Power Plant (BPP) berfungsi untuk menghasilkan listrik dari limbah POME (Palm Oil Mill Effluent), yang merupakan produk sampingan dari pengolahan tandan buah segar. Penggunaan energi biogas ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca, yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan TLDN.
KCP memiliki kapasitas produksi hingga 100 ton inti sawit per hari. Sejak mulai beroperasi pada Maret 2024, TLDN telah memproduksi 2.422 ton PKO dan 3.174 ton PKE hingga September 2024. Dengan adanya fasilitas ini, perusahaan menargetkan peningkatan produksi PKO seiring dengan pengoptimalan rantai pasokan inti sawit dari perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur.
“Dengan PKO dan PKE sebagai produk turunan, kami dapat meningkatkan nilai ekonomi hasil perkebunan kelapa sawit TPA, sehingga margin keuntungan juga akan tumbuh. Kami memperkirakan nilai inti sawit akan meningkat hingga 200% melalui inisiatif KCP ini,” tambah Wishnu.
Sementara itu, BPP dapat menghasilkan listrik sekitar 1,5 hingga 2 MW yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di KCP, pabrik pengolahan kelapa sawit, serta perumahan karyawan. Hal ini menunjukkan dedikasi TLDN dalam memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit untuk energi, sekaligus mendukung keberlanjutan operasional perusahaan.
Pembangunan KCP dan BPP didanai melalui hasil Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) TLDN. Dari total dana IPO yang diperoleh, 15% dialokasikan untuk pembangunan KCP melalui anak usaha PT Telen Prima Sawit, sementara 14% lainnya digunakan untuk pembangunan BPP melalui entitas anak PT Daya Lestari.
Ekspansi ini menjadi bukti komitmen TLDN dalam mendukung pengolahan kelapa sawit yang berkelanjutan serta memaksimalkan potensi ekonomi sumber daya alam Indonesia. (IS)