PONTIANAK, borneoreview.co – Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada 1 Mei sejatinya bukan untuk bersenang-senang. Ada kisah kelam di sana.
Melansir berbagai sumber, Kamis (1/5/2025), di balik perayaan tahunan ini, tersimpan sejarah panjang perjuangan kelas pekerja yang telah berlangsung lebih dari seabad.
Dan, Hari Buruh Internasional memiliki akar sejarah di Amerika Serikat. Pada 1 Mei 1886, ribuan buruh di Chicago melakukan aksi mogok kerja besar-besaran menuntut penerapan delapan jam kerja per hari.
Saat itu, para pekerja diharuskan bekerja antara 10 hingga 16 jam per hari dengan kondisi yang berat dan upah rendah.
Aksi tersebut berubah menjadi tragedi saat kerusuhan meletus hingga memakan korban jiwa. Insiden ini dikenal sebagai Haymarket Affair.
Tragedi itu menjadi titik balik pergerakan buruh global. Sebagai bentuk solidaritas, Kongres Sosialis Internasional di Paris pada 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.
Begitupun ragam unik memperingati Hari Buruh tetap tercipta di beberapa negara, seperti:
1. Perancis
Di Perancis, May Day dirayakan dengan kegiatan saling memberikan bunga lili.
Namun, bunga lili yang dibagikan akan diikat dengan pita merah terlebih dahulu karena mengandung makna khusus.
Makna yang dimaksud adalah simbol keberuntungan sekaligus mewakili tiga aspek penting dari kehidupan ideal, yaitu pekerjaan, relaksasi, dan tidur.
2. Inggris
Kelas pekerja di Inggris merayakan May Day dengan melakukan aksi jalan-jalan sambil mengenakan kostum berwarna hijau. Kostum ini dikenal dengan julukan “Jack In The Green”.
Nantinya, para pekerja akan menari di sekitar tiang yang sudah dihias dengan dedaunan dan pita aneka warna.
Mereka bakal menari di sekitar tiang, mengambil pita, lalu membentuk pola unik sambil menggerakkan pita.
3. Finlandia
Sebelum memperingati May Day, masyarakat Finlandia merayakan momen Vappu pada tanggal 30 April malam.
Momen ini di-celebrate dengan cara berkumpul bersama orang-orang tersayang sambil menikmati santapan malam.
Setelah itu, di tanggal 1 Mei, kelas pekerja akan menyantap kue corong dan meletakkan topi di atas patung-patung untuk merayakan Hari Buruh.
4. Italia
Di Italia, setiap tanggal 1 Mei, kaum buruh dari berbagai lapisan masyarakat biasanya menggelar piknik lalu menghabiskan suasana meriah bersama keluarga dan teman dekat.
Saat piknik, atmosfer akan terasa semakin menyenangkan berkat kehadiran penyanyi yang maggerini.
Mereka bakal menyanyikan lagu musim semi dan memberikan bunga kepada warga yang disambut dengan interaksi dua arah yang hangat.
5. Jerman
Penduduk yang bermukim di wilayah Bavaria, Jerman, mempunyai tradisi unik untuk merayakan perjuangan kaum buruh.
Biasanya, mereka akan berkumpul untuk menikmati bir hitam spesial yang hanya disajikan setahun sekali.
Selain bersenang-senang dengan bir, warga setempat juga akan menghibur diri dan bersosialisasi dengan musik lokal yang membuat rasa kebersamaan semakin kental.***