Site icon Borneo Review

Tujuh Jenis Banjir yang Sering Terjadi, Dimulai dari Selokan

Jenis banjir

Limpahan air di Jalan Sahari Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, kondisi ini bisa dikategorikan sebagai jenis banjir selokan atau jenis banjir genangan (instagram)

PONTIANAK, borneoreview.co – Jenis banjir cenderung tidak menjadi pembahasan penting. Padahal, memetakannya bisa menjadi langkah penanggulangan pada masa mendatang.

Artinya, mengetahui jenis banjir yang hadir bisa membuat pengambil kebijakan memutuskan langkah penanggulangan terbaik bagi daerahnya.

Misalnya, jika yang hadir jenis banjir Rob, tentu langkah penanangannya akan berbeda dengan banjir air tanah karena dasarnya jelas berbeda.

Melansir berbagai sumber, Sabtu (9/8/2025), bencana banjir yang terjadi memiliki beragam jenis dengan ciri-cirinya yang berbeda-beda.

Berikut beberapa jenis banjir yang sering terjadi di Indonesia, di antaranya:

1. Banjir Selokan
Banjir selokan dapat terjadi bukan hanya karena curah hujan, namun dapat disebabkan oleh penyumbatan pada drainase.

Jenis banjir ini biasanya terjadi pada dalam serta luar dari bangunan.

2. Banjir Genangan
Banjir jenis ini terjadi saat curah hujan yang meningkat beberapa hari, luapan air yang meningkat dari sungai dan bahkan kerusakan pada tanggul.

Jenis banjir ini juga dapat diakibatkan oleh tingkat serapan air yang rendah di kawasan pemukiman dan perkotaan.

3. Banjir Sungai
Banjir sungai merupakan jenis banjir yang terjadi ketika air mengalami kelebihan kapasitas di sebuah sungai.

Terjadinya banjir sungai disebabkan oleh badai yang terus terjadi dalam waktu yang panjang.

Di beberapa negara beriklim subtropis, jenis banjir ini juga diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi serta cairnya salju.

Bencana alam ini dapat berdampak pada kerusakan properti dan keamanan yang terancam.

4. Banjir Rob
Banjir rob terjadi karena air laut yang pasang daripada rata-rata peningkatannya serta curah hujan yang tinggi.

Jenis banjir ini biasanya terjadi di kawasan pesisir pantai. Karena pesisir yang sering terjadi badai kencang dan ekstrem.

Pada daerah tepi laut biasanya memiliki pelindung air secara alami dan buatan oleh manusia.

Salah satu pelindung alami di daerah pesisir yaitu hutan mangrove. Kondisi hutan bakau yang rusak dapat mengakibatkan intrusi air laut ke daratan.

5. Banjir Gelombang Badai
Gelombang badai merupakan peningkatan permukaan air pada kawasan pantai, serta berada di atas dari gelombang astronomis biasanya.

Terjadinya dikarenakan kekuatan dari angin badai, peningkatan gelombang dan rendahnya tekanan pada atmosfer.

Gelombang bandai juga akan menjadi sangat berbahaya karena membanjiri sekitar pantai secara meluas.

6. Banjir Air Tanah
Banjir air tanah terjadi karena apabila hujan turun pada waktu yang alam, tanah yang telah jenuh terhadap air tidak dapat menyerap air kembali.

Kondisi tersebut berdampak pada air akan tetap pada permukaan tanah serta berakibat pada banjir dalam waktu yang panjang dalam beberapa minggu.

7. Banjir Bandang
Banjir bandang adalah salah satu jenis banjir yang berbahaya dan bahkan kerap menyebabkan korban.

Jenis banjir ini mempunyai ciri khas yaitu mengangkut lumpur dan air. Sehingga banjir bandang dapat dikategorikan berbahaya.

Jenis banjir ini biasanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dalam waktu yang pendek dan tanah tidak dapat melakukan penyerapan air dengan baik.

Selain itu, banjir bandang dapat disebabkan oleh tanggul atau bendungan yang jebol secara tiba-tiba tanpa hujan terlebih dahulu.***

Exit mobile version