Turis Mancanegara Dominasi Kunjungan ke Loksado Hulu Sungai Selatan

BANJARMASIN, borneoreview.co – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengatakan turis mancanegara mendominasi kunjungan ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Kementerian Pariwisata yang terletak di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, selama 2024.

Kepala Dispar Kalsel, Muhammad Syarifuddin, menyatakan, dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, total sebanyak 757 turis mancanegara berkunjung ke KSPN Loksado, sementara wisatawan domestik yang berkunjung sebanyak 711 orang.

Muhammad Syarifuddin menambahkan, dari total 757 turi mancanegara itu, mayoritas berasal dari negara Perancis dan Australia, catatan ini pun mengalami peningkatan setiap tahunnya.

“Kami berkolaborasi bersama perangkat daerah baik provinsi maupun kabupaten untuk meningkatkan infrastruktur di Loksado agar wisatawan semakin nyaman dan betah berkunjung,” ujarnya di Banjarmasin, Kamis (23/1/2025).

Syarifuddin menjelaskan pembangunan infrastruktur jalan dan jaringan komunikasi internet menjadi salah satu prioritas di daerah ini, karena dua bidang tersebut menjadi sarana penting bagi wisatawan. Utamanya, soal jaringan komunikasi karena wisatawan biasanya senang mengeksplore kunjungannya ke sosial media.

Terlebih, kata dia, Loksado yang berada di permukiman Suku Dayak Meratus tersebut merupakan satu-satunya di Kalsel yang masuk dalam jajaran KSPN Kementerian Pariwisata, sehingga dibutuhkan pengembangan wisata secara berkelanjutan dan terarah.

Syarifuddin menyebutkan ada dua objek wisata di Loksado yang perlu dikembangkan potensinya. Yakni Bambu Rafting sebagai objek wisata yang sering digunakan masyarakat Suku Dayak setempat sebagai alat transportasi membawa hasil tani dan kebun, dan saat ini terus dikembangkan untuk digunakan wisatawan menjelajahi sungai di kaki Pegunungan Meratus tersebut.

Kemudian Aruh Bawanang, objek wisata ini merupakan tradisi yang biasa dilaksanakan masyarakat untuk menyambut musim panen, tradisi ini sebagai bentuk ucapan syukur masyarakat setempat atas hasil panen yang melimpah.

“Kolaborasi dan komitmen para pemangku kepentingan sangat dibutuhkan agar kawasan objek wisata ini semakin berkembang, utamanya pemerintah daerah setempat,” ujar Syarifuddin.(Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *