UMKM Kuliner Berpotensi Rajai Bisnis di IKN

JAKARTA, borneoreview.co – Dari 796 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal yang mendapat pendampingan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), 70 persen-nya berasal dari sektor kuliner.

Artinya, peluang bisnis di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk sektor kuliner ini sangat terbuka. “UMKM itu menjadi ‘soko guru’ (pilar atau penopang utama) ekonomi kita di sana,” kata Deputi Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat OIKN, Alimudin.

UMKM yang dibina di IKN sebagian besar berasal dari sektor kuliner, mencapai hampir 70 persen dari total UMKM di kawasan tersebut.

Hal ini menunjukkan fokus yang kuat pada pengembangan industri makanan dan minuman dalam upaya mendukung ekonomi lokal.

“UMKM yang dibina merupakan yang terdaftar di wilayah IKN itu untuk kita bina, tapi rata-rata mereka dari kuliner, hampir 70 persen,” kata Alimudin.

Meski begitu, tantangan terbesar adalah mengubah pola pikir masyarakat dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi di IKN.

“Yang paling berat itu adalah bagaimana mengubah mindset kita semua, baik warga lokal maupun kita yang akan pindah ke sana. Dan itu sedang kita lakukan,” ujarnya.

Alimudin menegaskan ini dalam ASN Festival 2024, di Jakarta, Sabtu (3/4/2024). “Kita sudah mendampingi UMKM. Tahun ini ada 796 UMKM, tahun lalu ada 1.200 masyarakat yang sudah kita latih,” katanya.

Menurut Alimudin, pendampingan dilakukan karena UMKM memiliki peran penting dalam mendukung dan menjaga kestabilan serta pertumbuhan ekonomi suatu negara.

“Jadi, kita harus menyiapkan mereka agar bisa menjadi pemain nanti di Otorita IKN. Nah, apa yang kita berikan? Tentu kita menyesuaikan dengan potensi-potensi yang mereka miliki,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pemberdayaan dilakukan bukan dengan pendekatan top-down, tetapi dengan melihat kebutuhan dan potensi masyarakat terlebih dahulu.

“Jadi pemberdayaan kita lakukan bukan sifatnya top-down, tapi kita cek dulu dia butuh apa? Kalau ada kebutuhannya kita akan melihat potensi apa yang akan ada di IKN,” jelas Alimudin.

Pendampingan dilakukan di IKN hingga UMKM memiliki daya saing yang kuat di pasar, dengan fokus pada peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan potensi ekonomi lokal.

“Kita dampingi mereka sampai berhasil menjadi pemain di IKN nanti,” tambahnya.

Sebagai informasi, OIKN juga melatih dan mempersiapkan masyarakat lokal dan masyarakat adat untuk menghadapi transformasi besar yang akan terjadi di IKN.

“Ini saya mau cerita apa adanya. Ketika kita rapat, masyarakat adat sering merasa tidak diperhatikan. Begitu disiapkan pelatihan, kadang tidak ada yang datang,” pungkas Alimudin. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *