Usai Lebaran, Harga bahan Pokok di Banjarmasin Turun

BANJARMASIN, borneoreview.co – Beberapa pedagang di pasar tradisional di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengatakan, harga bahan pokok mengalami penurunan dan cenderung stabil pada H+4 Lebaran 2025.

Pantauan di Pasar Tradisional Antasari Banjarmasin, Jumat (4/4/2025), paling menonjol pada komoditas cabai dengan rata-rata mengalami harga turun mencapai Rp30.000 per kilogram, saat Lebaran di harga antara Rp120.000-Rp150.000 per kilogram, kini turun di antara Rp90.000-Rp120.000 per kilogram, kecuali cabai hijau cukup murah, dari Rp50.000 turun ke Rp30.000 per kilogram.

“Komoditas cabai yang paling menonjol naik menjelang dan saat Lebaran hari pertama, seperti cabai tiung, keriting, hijau. Sekarang rata-rata mengalami turun harga sekitar Rp30.000,” kata seorang pedagang bahan pokok di Pasar Tradisional Antasari Banjarmasin, Raje.

Pedagang lain dengan produk dagang yang sama, salah satunya toko milik Maria, harga cabai relatif sama dengan pedagang lain, kemudian bawang merah stabil di angka Rp45.000 per kilogram, naik Rp5.000 saat H-2 Lebaran, bawang putih di harga Rp47.000 per kilogram atau naik Rp2.000 saat Lebaran.

Sementara pada komoditas jagung segar sudah stabil di harga Rp3.500 per biji, sebelumnya mencapai Rp4.500, telur bebek lokal stabil di harga Rp26.000 per kilogram, telur bebek jawa Rp28.000 per kilogram, telur ayam ras stabil Rp27.500 per kilogram.

Kemudian, di Toko Adi Ntali di pasar setempat, sebagai Jujung Pangan atau salah satu jaringan distributor pendukung pangan TPID, harga kebutuhan beras juga stabil di antaranya dengan harga per kilogram, yakni beras jawa Rp12.000, lopo ijo Rp13.000, pemanukan Rp13.500.

Berikutnya, beras lokal banjar Rp10.500, lokal unus gambut Rp12.000, lokal manyang hanyar Rp13.000, lokal mayang top Rp14.000, arjuna Rp11.000, dan rumut Rp11.500.

“Untuk harga beras semuanya sudah stabil, kemudian untuk minyak goreng rakyat (Minyakita) baik kemasan bantal dan botol naik Rp500 dari Rp16.500 menjadi Rp17.000 per liter,” kata Rizky Amalia, pedagang di Toko Adi Ntali.

Kemudian bahan pokok lain, seperti gula putih stabil di harga Rp18.000 per kilogram, susu kental manis Rp11.000 per kaleng.

Lalu, sayur mayur secara umum stabil, hanya sayur kol yang belum turun harga, sebelumnya Rp10.000 per kilogram, saat ini di kisaran Rp25.000 per kilogram, pedagang mengaku karena pasokan belum dikirim dari Jawa sehingga harga masih menyesuaikan stok yang menipis.

Pantauan di pasar tradisional lain juga relatif sama harganya, termasuk di kabupaten/kota lain, namun ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian karena belum turun harga seperti daging ayam ras saat Ramadhan di harga Rp18.000 per kilogram, saat ini di harga Rp32.000, bahkan mencapai Rp50.000 per ekor.

Terkait dengan harga beberapa komoditas yang belum stabil itu, Ketua Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin memastikan segera berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk memantau harga di pasar serta memastikan penyebab belum stabilnya harga beberapa komoditas tersebut.

“Namun yang pasti kita patut bersyukur karena harga rata-rata bahan pokok sudah stabil. Ini semua tidak terlepas dari peran para pihak, kami sidak harga ke pasar, gelar pasar murah di 13 kabupaten/kota, pasar wadai selama Ramadhan, dan banyak agenda lain yang berdampak positif menyebabkan harga bahan pokok tetap stabil,” ujar Syarifuddin.(Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *