KAPUAS, borneoreview.co – Wisatawan asing (wisman) asal negara Jepang kunjungi hasil pengelolaan usaha perhutanan sosial di Desa Tumbang Mangkutup, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Kunjungan wisman Jepang ini berjumlah 30 orang, mereka akan menginap selama dua pekan di Desa Tumbang Mangkutup Kapuas dan melihat langsung proses pengelolaan usaha perhutanan.
“Program perhutanan sosial di desa kami merupakan salah satu upaya Pemerintah Desa Tumbang Mangkutup, dalam memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan hutan berkelanjutan,” kata Kepala Desa Tumbang Mangkutup, Suriato, di Kuala Kapuas, Senin (7/10/2024).
“Tujuannya meningkatkan kesejahteraan ekonomi tanpa merusak lingkungan alam sekitar,” tambah Suriato.
Menurut Suriato, ada sebanyak 30 orang warga Jepang berkunjung ke desa mereka dan menginap selama 14 hari ke depan untuk mengidentifikasi kawasan, potensi, tutupan lahan, hingga jenis lahan.
Data yang dikumpulkan 30 wisman Jepang itu kemudian sebagai dasar dalam menyusun rencana program pengelolaan kawasan hutan.
Para wisman Jepang ini, katanya, terlihat sangat antusias dalam mempelajari metode pengelolaan hutan yang diterapkan di Desa Tumbang Mangkutup.
Mereka tertarik melihat langsung bagaimana masyarakat setempat memanfaatkan hasil hutan seperti sayur mayur, madu hutan, perikanan, dan lainnya untuk meningkatkan taraf hidup.
“Selain itu para wisatawan juga berkesempatan berinteraksi dengan warga lokal, memahami lebih dalam mengenai kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan,” kata dia.
Suriato mengatakan, kunjungan ini diharapkan membuka peluang kerja sama internasional di bidang perhutanan sosial, khususnya dalam hal pertukaran pengetahuan dan teknologi yang ramah lingkungan.
Kehadiran wisman Jepang ini juga memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata desa, sehingga dapat memperkenalkan potensi wisata alam dan budaya lokal ke dunia internasional.
“Masyarakat Desa Tumbang Mangkutup berharap kunjungan ini akan menjadi awal yang baik untuk kemajuan desa mereka, baik dari segi ekonomi, lingkungan, maupun sosial,” demikian Suriato. (Ant)