Direksi KEHATI Singkronkan Program TFCA Kalimantan di Sentra Olahan Tengkawang

Direksi KEHATI di Bengkayang

BENGKAWANG, borneoreview.co – Jajaran Direksi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) melakukan kunjungan lapangan ke Sentra Pengolahan Buah Tengkawang di Dusun Melayang, Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.

Kunjungan ini merupakan bagian dari pemantauan program Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, yang selama ini mendukung pengembangan pengelolaan hasil hutan bukan kayu di wilayah tersebut.

Sentra pengolahan yang mulai beroperasi pada 2022, menjadi salah satu pusat produksi minyak tengkawang, komoditas khas masyarakat adat Dayak yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Kami ingin melihat bagaimana intervensi program bisa memberikan manfaat ganda. Menjaga hutan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Riki Frindos, Ketua Umum Pengurus Yayasan KEHATI.

Berdasarkan laporan koperasi pengolah, sepanjang 2024, tercatat 1,2 ton biji tengkawang kering berhasil dikumpulkan. Kapasitas produksi mencapai 100–150 kilogram per hari selama musim panen.

Selama kunjungan, Direksi KEHATI meninjau fasilitas pengeringan, gudang penyimpanan, serta peralatan pengepres minyak yang disediakan melalui dukungan pendanaan TFCA Kalimantan.

Penggunaan teknologi tersebut, dinilai mampu meningkatkan efisiensi produksi hingga 40 persen, dibandingkan metode tradisional.

Tengkawang menjadi contoh penting, hasil hutan non-kayu dapat diolah secara bertanggungjawab, dan tetap memberi nilai tambah, tuturnya.

Sementara itu, Puspa Dewi Liman, Direktur Program TFCA Kalimantan menegaskan, dukungan program tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi.

Juga pada penguatan kelembagaan, pemasaran, serta perlindungan pohon tengkawang, sebagai sumber utama komoditas bernilai tinggi ini.

“Prinsipnya, pemanfaatan tengkawang harus tetap menjaga kelestarian hutan, dan regenerasi pohonnya,” jelas Puspa.

Damianus Nadu
Ketua koperasi sekaligus tokoh masyarakat Desa Sahan, Damianus Nadu (65).(Ist)

Ketua koperasi sekaligus tokoh masyarakat Desa Sahan, Damianus Nadu (65) menyampaikan, keberadaan sentra pengolahan tengkawang.

“Ini menjadi percontohan pengelolaan hasil hutan berkelanjutan di Bengkayang,” kata Damianus Nadu.

Pemerintah desa juga menyambut positif, berbagai dukungan dalam peningkatan kapasitas, dan perluasan akses pasar bagi masyarakat.

Kunjungan ini menegaskan komitmen Yayasan KEHATI, melalui TFCA Kalimantan untuk menghadirkan model konservasi yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Sekaligus memastikan, keberlanjutan ekosistem hutan Kalimantan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *