Awas Buaya, Jauhi Air dan Lari Kencang

PONTIANAK, borneoreview.co – Serangan buaya terhadap manusia adalah cerita seram tapi kerap berulang. Kenapa bisa terjadi? Tentu banyak penyebabnya.

Idealnya, konflik itu tidak akan terjadi jika semua bisa menjaga diri. Bagaimanapun, buaya tetaplah hewan ganas yang bisa membuat nyawa melayang.

Melansir berbagai sumber, Jumat (4/4/2025), buaya itu mampu berlari, berenang, dan punya gigi kukuh sehingga bisa mengunyah mangsa dengan mudah.

Biasanya buaya sangat ganas kalau ada yang mendekati atau berada di wilayahnya.

Karena itu, berikut beberapa catatan agar terhindar dari buaya:

1. Jauhi Lokasi Air
Jangan pergi di air keruh, berenang di senja atau di malam hari, itu adalah waktu tepat bagi buaya untuk berburu dan lebih sulit untuk dilihat.

2. Sadar dengan Lingkungan
Jika berada di dalam atau di sekitar air tempat buaya tinggal, harus tetap waspada.

Buaya dapat menyembunyikan diri dengan sangat baik di dalam air, sering kali hanya menjaga mata dan lubang hidungnya di atas air atau sepenuhnya tenggelam.

Jangan menjuntai lengan atau kaki dari perahu ke air, jangan berjalan terlalu dekat dengan sungai atau danau, dan hindari tumbuh-tumbuhan lebat yang bisa memberi hewan-hewan ini perlindungan.

3. Jaga Jarak
Jika tidak sengaja berada dekat dengan hewan ini, lebih baik segera menjaga jarak.

Petugas penjaga hutan liar di Australia menyatakan bahwa jarak aman yang minimum dari perairan habitat buaya adalah setidaknya 25 meter.

4. Jangan Kejutkan Mereka
Jika berada di dekat buaya, buat suara yang begitu pelan atau bersiul. Sebab, cara ini akan membuat mereka nyaman dengan kehadiran Anda dan tidak begitu terancam.

Jika Anda panik dan berteriak, kemungkinan buaya menyerang akan sangat besar.

5. Lari Kencang
Jika tiba-tiba  menjumpai seekor buaya dan berusaha menyerang, segera lari menjauhi mereka secepat mungkin.

Walaupun buaya memiliki gerakan yang sangat cepat di perairan, di daratan kecepatannya hanya 17 km per jam.

Hal ini berarti, kecepatan lari manusia jauh lebih cepat daripada kecepatan buaya tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *