PONTIANAK, borneoreview.co – Besantak koboi adalah cara menyelesaikan masalah antar kelompok atau gank di Pontianak.
Besantak koboi dilakukan antar pemimpin kelompok dengan duel satu lawan satu.
Duel para pemimpin kelompok dilakukan dengan duel di lapangan terbuka untuk pembuktian, siapa layak jadi pemimpin kelompok.
Kehidupan masa kecil di kampong halaman, Pontianak, sungguh sangat sederhana.
Perasaanku pada masa itu, tak terlalu jauh strata kehidupan yang ada. Hampir tak ada orang kaya, semuanya hidup sederhana.
Tempat berbelanja pun terbatas. Pasar masih benar-benar menjadi ruang interaksi sosial, tak hanya sekedar tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Sebagian besar keluarga menghabiskan waktunya di rumah atau di lingkungan rumahnya. Agak berbeda dengan kondisi saat ini.
Amatanku, banyak yang lebih intensif menghabiskan waktu di warung-warung kopi, cafe atau restoran maupun bilik tempat bernyanyi, bersama teman atau kolega.
Tak heran, jika sekarang hampir di setiap pojok kota dapat kita jumpai tempat-tempat demikian.
Anak-anak pun tampaknya terbatas waktunya di rumah. Selain bersekolah formal yang panjang, banyak diantara mereka yang harus mengikuti beragam kegiatan di luar rumah. Seperti, kursus, bimbingan belajar, ekstra kurikuler atau mengaji.
Seakan tak tersedia lagi waktu buat mereka buat bermain. Jika pun di rumah, mereka memilih bercengkrama dengan gawainya.
Entah untuk bersosial media atau bermain di aplikasi permainan, dibanding bersosialisasi dengan tetangga atau mengeksplorasi tempat bermain di ruang terbuka.
Jauh lebih sedikit anak-anak di kota kampung halamanku, Pontianak, yang berkesempatan bermain bersama rekan sebayanya dibandingkan jaman kecilku dulu.
Saat mulai mengenal sepeda, wilayah jelajahku bermain menjadi lebih luas. Rambut memerah dan kulit terkelupas dijerang panas adalah kejadian biasa dahulu.
Omelan orangtua karena bau badan bak prengus atau pakaian berubah warna bercampur lumpur, sudah berkali-kali berlangsung.
Bermain bersama kawan-kawan di luar lingkungan rumah, bahkan ada yang tak saling mengenal sebelumnya, bukannya selalu berlangsung mulus.
Apalagi jika ada dua kelompok yang sebelumnya tak bermain bersamaan. Sang Alfa satu kelompok akan bersaing dengan alfa lainnya dari kelompok lain.
Persaingan itu, demi memperlihatkan kelayakannya menjadi pemimpin kelompok penyatuan tersebut.
Persaingan mulai dengan intrik hingga memungkinkan terjadi kontak fisik, tak ubahnya, bagaimana kelompok satwa primata berinteraksi.
Tradisi yang berlangsung dahulu untuk menyelesaikan konflik, baik antara para pemimpin maupun di dalam kelompok adalah melalui duel.
Duel ini hanya belangsung antara yang berkepentingan saja. Tangan kosong, tanpa menggunakan senjata.
Biasanya akan dilakukan di lapangan terbuka dan akan berakhir, jika salah satu pihaknya mengaku kalah atau menyerah.
Tak ada juri dan wasit, teman yang lain hanya berkeliling memutar membatasi arena pertarungan.
Di kampung halamanku dulu, ada yang menamakan duel yang demikian dengan besantak koboi.
Santak artinya adalah tinju, jadi kira-kira pertarungan tinju ala Koboi. Yang masa itu film-filmnya populer menghiasi layar TVRI.
Tak ada istilah main keroyokan atau tawuran.
Hasil dari besantak koboi akan jadi cerita yang dibawa, bukan karena menang dan kalahnya semata.
Tapi, bagaimana penghormatan pada keberanian, sifat gentlemen dan lingkungan yang fair.
Penulis: Dr Pahrian Siregar (Alm)