PONTIANAK, borneoreview.co – Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Fahutan Untan) resmi menurunkan tim survei untuk melakukan penelitian populasi orangutan di kawasan hutan wilayah kerja PT Mayawana Persada, yang mencakup Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, Kalimantan Barat.
“Survei populasi orangutan tersebut akan difokuskan pada tiga aspek utama, yakni High Conservation Value (HCV), High Carbon Stock (HCS), serta monitoring dan evaluasi (monev) orangutan,” kata Dekan Fahutan Untan, Farah Diba, saat melepaskan tim di Kampus Fahutan Untan, Selasa (26/8/2025).
Farah Diba, menegaskan bahwa Kalbar hingga kini belum memiliki data menyeluruh mengenai populasi orangutan. Oleh karena itu, survei yang dilakukan ini dinilai sangat strategis.
“Data tentang orangutan sangat penting, karena akan menjadi dasar bagi kebijakan konservasi ke depan. Survei ini merupakan langkah awal untuk memperkuat basis data Kalbar,” katanya.
Kegiatan itu turut dihadiri Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Murlan Dameria Pane, yang menyambut baik kerja sama antara PT Mayawana Persada dengan Fahutan Untan.
“Kita perlu mengetahui sebaran orangutan yang bermukim di areal konservasi PT Mayawana Persada. Orangutan merupakan isu penting di dunia dan harus mendapat perhatian serius dari kita semua,” kata Murlan.
Ia menambahkan, melalui kerja sama ini diharapkan tidak hanya data orangutan yang terekam, tetapi juga informasi mengenai flora dan fauna lain di kawasan hutan Kalbar.
“Dari data yang diperoleh nanti, bisa disusun strategi perlindungan dan pelestarian orangutan serta ekosistem hutan lainnya,” tuturnya.
Sebelum pelepasan tim, pada 21-23 Agustus lalu, Guru Besar Fahutan Untan, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc., QAM, IPU., bersama perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalbar, mengunjungi lokasi penelitian di kawasan PT Mayawana Persada, Simpang Hulu, Ketapang.
Dalam kunjungan itu, Prof. Gusti yang akrab disapa Prof. Deden, meninjau sejumlah fasilitas perusahaan, mulai dari Mayawana Central Nursery (MCN), Forestry Learning Academy (FLA) di estate Pundi, hingga instalasi air bersih.
Tim juga bertemu masyarakat desa sekitar serta mengunjungi transek orangutan, salah satu titik pengamatan utama yang menjadi lokasi riset Untan.
“Ini luar biasa yang dilakukan PT Mayawana Persada. Teruslah semangat membangun pengelolaan hutan tanaman industri yang lestari,” kata Deden.
Sebelum kembali ke Pontianak, Prof. Deden bersama Hairil Anwar dari DLHK Kalbar juga menanam pohon kenangan di area Tembawang, dengan pesan bahwa keberhasilan besar harus dimulai dari langkah kecil.
“Melalui kolaborasi akademisi, pemerintah, dan pihak swasta ini, diharapkan upaya perlindungan orangutan di Kalbar semakin terarah, sekaligus mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan di wilayah tersebut,” katanya. (Ant)