Kepala MBG Kalbar Investigasi Kasus Keracunan di Ketapang

keracunan

PONTIANAK, borneoreview.co – Kepala Regional Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalimantan Barat, Agus Kurniawan memastikan mengambil langkah cepat menginvestigasi terkait dugaan kasus keracunan yang menimpa siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, usai mengonsumsi paket MBG.

“Kami melakukan investigasi terhadap dapur MBG di Ketapang yang mengakibatkan sejumlah siswa keracunan makanan,” kata Agus di Pontianak, Jumat (26/9/2025).

Agus menyebutkan, dari 24 siswa yang sempat terdampak keracunan, masih ada tiga anak yang memerlukan pemantauan karena mengalami gejala mual, pusing, dan demam.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Satgas MBG yang terdiri dari Dinas Pendidikan, Bappeda, dan Dinas Kesehatan. Saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM terhadap sampel makanan yang dikirim oleh Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG),” tuturnya.

Ia menegaskan, pihaknya menaruh perhatian serius terhadap kasus tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab, Agus menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Ketapang.

“Saya sudah bertemu dengan beberapa media dan meminta maaf kepada publik karena kasus ini membuat heboh masyarakat,” katanya.

Untuk sementara, operasional SPPG yang memproduksi paket MBG di Ketapang dihentikan sampai hasil investigasi resmi dari BPOM keluar. Sebelumnya sejumlah pelajar SDN 12 Benua Kayong diduga keracunan paket makanan dari Program MBG. Salah satu menu makanannya, potongan ikan hiu goreng.

“Kepala SPPG terpaksa dirumahkan sementara, menunggu kepastian hasil uji resmi,” kata Agus.

Menurut Agus, insiden ini akan menjadi bahan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pelaksanaan MBG di Kalbar. Pihaknya akan memperketat pengawasan, mulai dari kualitas air, kebersihan bahan baku, hingga proses produksi dan distribusi makanan.

“Kami ingin memastikan makanan yang dikonsumsi anak-anak benar-benar aman, sehat, dan bergizi,” kata dia.

Agus menekankan, dugaan kasus keracunan di Ketapang merupakan insiden pertama yang terjadi sejak Program MBG berjalan di Kalbar.

Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak terkait agar lebih teliti dan berhati-hati dalam menjaga mutu makanan yang diberikan kepada peserta didik.

“Program MBG sendiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah, sekaligus mendukung pencapaian Generasi Emas 2045 melalui intervensi sejak dini terhadap kesehatan dan kecerdasan pelajar,” katanya. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *