PONTIANAK, borneoreview.co – Sejarah timah di Pulau Bangka telah ada sejak abad 7, setidaknya menurut Prasasti Kota Kapur. Namun, pertambangan timah baru mulai abad 18.
Artinya, usaha pertambangan timah di Pulau Bangka secara masif baru mulai secara profesional dan terorganisir. Pun, mulai dikomersialkan.
Adalah Kesultanan Palembang yang mengusahakan pertambang timah dumi Pulau Bangka, kemudian sempat beralih ke Inggris, Belanda, dan berujung ke Indonesia.
Melansir berbagai sumber, Rabu (20/8/2025), dalam Prasasti Kota Kapur dituliskan kata “Vanca” yang berarti timah.
Dan, sebelum menjadi Bangka, penamaan Pulau Bangka adalah “Wanka” yang ditulis bersama dengan nama “Swarnabhumi” yang diidentifikasikan sebagai Pulau Sumatera.
Hal ini dibuktikan dari peralatan dan kepingan logam emas di Museum Timah yang usianya lebih tua dari Kesultanan Palembang.
Artinya, timah telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari sebagai perhiasan dan alat tukar.
Barulah pemanfaatan timah berskala besar terjadi di abad ke-18, setelah dikomersilkan oleh Kesultanan Palembang pada 1710.
Berikut kronologi pertambangan timah di Pulau Bangka:
1. 1710
Kesultanan Palembang membuat kontrak dengan VOC. Perjanjian tersebut berisi hak monopoli perdagangan timah dan tidak menjalin kerja sama dengan kongsi dagang lain.
2. 1724
Untuk meningkatkan produksi timah Kesultanan Palembang mendatangkan orang-orang China atau Tionghoa ke Pulau Bangka.
Sejak masa ini, eksplorasi pertambangan timah dilakukan secara besar-besaran.
Pada masa ini, Bangka menjadi pemasok timah terbesar di Asia.
3. 1812
Kepemilikan Pulau Bangka dan Belitung sempat jatuh ke tangan Inggris hingga 1816.
Pada saat Inggris berkuasa, dibentuk pola pertambangan timah. Dibentuk juga standardisasi bentuk dan berat timah.
4. 1819
Timah diambil alih oleh Belanda dari kekuasaan Inggris. Berdiri perusahaan pengolahan timah, yaitu Singkep Tin Exploitatie Maatschappij, Banka Tinwinning Bedriff, dan Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Billiton di wilayah Bangka dan Belitung.
5. 1826
Timah Bangka dikenal luas di Eropa dan 83% timah dijual di pasar Amsterdam pada 1847.
6. 1850
Meningkatnya permintaan timah membuat penambangan tradisional ala Tiongkok tidak mampu memenuhi tuntutan pasar hingga akhirnya membuat perkembangan teknologi dalam pertambangan timah.
7. Abad 20
Teknologi pertambangan timah semakin meningkat. Berbagai teknik penambangan timah mulai muncul dan digunakan.
Pada abad ini tercatat lebih dari 300 tambang timah berskala kecil dan besar.
Selama abad ini juga mulai muncul berbagai Kapal Keruk (KK) yang beroperasi di berbagai daerah di Pulau Bangka.
Namun, tingkat produksi timah Indonesia pada tahun 19-an mengalami kemerosotan.
Hal tersebut disebabkan kadar kekayaan timah yang menurun dan kapal keruk yang kekurangan tenaga ahli.
8. Indonesia Merdeka
Timah berada penuh di bawah kekuasaan Indonesia. Selanjutnya, didirikan Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah pada 1968.
PN Tambang Timah kemudian menjadi PT Timah Tbk pada 1976 dan menjadi perusahaan tambang timah terbesar di Indonesia hingga saat ini.***