PONTIANAK, borneoreview.co – Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berbasis Tes ( SNBT) 2025 menawarkan drama. Ragam kecurangan pun terungkap.
Setidaknya, melansir berbagai sumber. Senin (28/4/2025), Ketua Umum Penyelenggara SNPMB 2025, Eduart Wolok, menyampaikan hal itu.
Menurutnya, banyak modus kecurangan yang teridentifikasi, peserta memanfaatkan teknologi canggih untuk membocorkan dan memperoleh jawaban soal ujian.
Kecurangan tersebut dilakukan demi memperoleh soal UTBK 2025 secara tidak sah.
Berikut ragam modus kecurangan dalam UTBK SNPMB 2025:
1. Kamera kecil di Bagian Tubuh
Beberapa peserta menggunakan kamera mikro yang tersembunyi, seperti di behel gigi atau kuku.
Kamera ini merekam soal dan mengirimkannya ke luar ruang ujian untuk mendapatkan bantuan secara langsung.
2. Kamera di Pakaian
Selain di tubuh, kamera mikro juga disembunyikan di pakaian, termasuk ikat pinggang dan kancing baju.
Perangkat kecil ini dirancang sedemikian rupa agar sulit terdeteksi oleh metal detector.
3. HP Tersembunyi di Sepatu dan Tubuh
Peserta menyembunyikan ponsel di dalam sepatu atau direkatkan pada tubuh guna berkomunikasi atau mengakses jawaban secara sembunyi-sembunyi.
4. Lokasi UTBK Tidak Wajar
Panitia menemukan pola peserta yang memilih lokasi ujian jauh dari tempat tinggal atau asal sekolah, seperti siswa dari Makassar yang mengikuti ujian di Kalimantan.
Pemilihan lokasi ini diduga untuk menghindari pengawasan ketat di lokasi yang umum.
5. Keterlibatan Media Sosial
Meski SNPMB menegaskan bahwa setiap sesi menggunakan set soal berbeda, ditemukan aktivitas mencurigakan di media sosial, seperti siaran langsung di Instagram yang menampilkan soal.
Ini mengindikasikan keterlibatan pihak luar dalam membocorkan soal melalui foto atau video dari dalam ruang ujian.
6. Merekam Layar (Recording Desktop)
Peserta memanfaatkan aplikasi yang terinstall pada komputer ujian untuk merekam aktivitas layar selama pengerjaan soal.
Rekaman ini kemudian dikirim kepada pihak eksternal untuk dianalisis atau disebarluaskan.
Meski tampak sederhana, metode ini berbahaya karena berpotensi membocorkan soal secara langsung.
7. Remote Desktop
Salah satu modus paling canggih adalah penggunaan aplikasi remote desktop, di mana komputer peserta dikendalikan oleh pihak lain di luar lokasi ujian.
Ini memungkinkan orang lain mengerjakan soal tanpa terdeteksi oleh pengawas. ***