Situs Gunung Padang di Cianjur, Ada Ribuan Tahun Sebelum Masehi

Gunung Padang

CIANJUR, borneoreview.co – Tim ahli penelitian dan pemugaran lanjutan Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, umumkan usia situs tersebut.

Tim memastikan, usia situs mencapai ribuan tahun sebelum masehi, dan sudah ada sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan Sunda.

Ketua Tim Peneliti Situs Megalitikum Gunung Padang Ali Akbar di Cianjur, Selasa (5/8/2028), tim belum dapat memastikan nama peradaban atau kerajaan.

Yang membangun situs punden berundak tersebut, meski ditemukan sejumlah corak seperti tapak harimau dan kujang.

“Awalnya tim menduga lekukan di batu berasal dari tetesan air pohon yang mengikis permukaan batu dalam waktu lama,” katanya.

Namun, seiring pengamatan lebih lanjut, beberapa bentuk dinilai terlalu spesifik dan berpola seperti bentuk kujang dan tapak harimau.

Pihaknya, belum dapat menyimpulkan, namun sudah mengundang ahli petrografi guna memastikan apakah terbentuk secara alami. Atau, justru hasil karya manusia pada masa lalu.

Corak garis atau alur mungkin dapat dijelaskan secara petrologi. Namun, bentuk yang sangat khas seperti tapak hewan akan diteliti lebih dalam, apakah permukaan itu pernah ditatah, dikikis, atau terbentuk karena faktor alam.

“Hasil diskusi awal bersama ahli geologi dan petrologi, beberapa lubang pada batuan diyakini terbentuk secara alami,” katanya.

Ada proses pendinginan lava yang menyisakan gelembung udara, namun untuk corak tertentu diperlukan kajian yang lebih mendalam.

Tantangan utama dalam mengungkap identitas peradaban pembuat situs adalah, tidak adanya bukti tertulis seperti prasasti atau catatan sejarah, sehingga proses penelusuran menjadi lebih kompleks dan membutuhkan kajian mendalam.

Tidak ditemukan catatan tertulis, untuk sementara kami menyebutnya sebagai masyarakat pembuat Situs Gunung Padang.

“Kemungkinan mereka adalah leluhur dari masyarakat yang tinggal sekarang, atau malah kelompok yang sama sekali berbeda,” katanya.

Pihaknya memastikan situs tersebut lebih tua dari kerajaan Sunda. Namun, belum mengetahui secara pasti siapa pembuatnya karena sebelum masyarakat yang dikenal saat ini. Kemungkinan, sudah ada kelompok masyarakat lain yang pernah menghuni kawasan tersebut.

Tapi, tidak menutup kemungkinan bentuk yang unik dan berbeda dari lekukan alami biasa di atas batu tersebut hasil tangan manusia prasejarah.

“Sehingga kami sudah mengundang ahli petrografi untuk melakukan riset langsung di lokasi,” katanya.(Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *