Tyto Alba, si Burung Hantu yang Melindungi Kebun Sawit dari Tikus

burung hantu

PONTIANAK, borneoreview.co – Burung hantu cenderung hadir dalam kehidupan manusia melalui mitos seram. Nyatanya, tidak selalu seperti itu.

Dalam kasus tertentu, burung hantu terutama jenis Tyto alba malah sangat membantu pelaku bisnis sawit.

Ini karena si burung hantu adalah predator tikus. Dan, binatang pengerat ini adalah hama yang terus menjadi musuh petani maupun perusahaan sawit.

Melansir berbagai sumber, Kamis (25/9/2025), tikus (Rattus Sp) bisa memakan pangkal pelepah sawit muda atau memakan brondolan buah masak dari tandannya.

Seekor tikus dapat merusak 5-6 pohon per hari, sehingga ini merupakan ancaman serius bagi pekebun sawit bila populasi tikus tidak dapat dikendalikan.

Apalagi tikus memiliki siklus hidup 1,5-2 tahun, masa kehamilan 3 minggu, melahirkan 3-6 kali dalam setahun dan menghasilkan 7-8 anak per kelahiran.

Bahkan, populasi tikus dapat berkembangbiak dengan cepat karena seekor tikus betina dapat melahirkan 21-48 ekor dalam satu tahun.

Bisa dibayangkan jika hama ini tidak dikendalikan?

Atas dasar itulah Tyto alba dibutuhkan, mengendalikan peredaran hama kelapa sawit secara alami tanpa bahan kimia.

Berikut beberapa hal tentang Tyto alba, si burung hantu pengendali tikus:

1. Mitos
Burung hantu ini kerap dikaitkan dengan berbagai mitos yang cenderung mistis.

Manusia banyak menghubungkan keberadaan Tyto alba dengan pertanda buruk atau kesialan.

2. Beda suara
Selain karena bulunya didominasi warna putih, Tyto alba mengeluarkan bunyi yang berbeda dari jenis burung hantu lainnya.

Suaranya keras, parau, dan menyerupai teriakan bernada tinggi yang menyeramkan, bunyinya terdengar “sraaakkk”.

3. Bentuk fisik
Jenis Tyto alba memiliki bentuk wajah menyerupai hati, mata yang sangat tajam, serta kaki yang kokoh, dan kuku yang tajam.

Kuku ini untuk mencengkeram musuhnya. Burung hantu ini juga memiliki paruh yang kuat dan lebar.

4. Tinggi dan berat
Seekor burung hantu Tyto alba dewasa memiliki tinggi kurang lebih 35 cm dengan berat sekitar 500-600 gram.

5. Warna
Tampilan warna burung hantu ini lebih cerah dan warna bulu di dada yang berwarna putih serta sayap berwarna cokelat keemasan.

6. Beda jantan dan betina
Cara membedakan Tyto alba betina dan jantan adalah terletak pada warna bulu di leher mereka.

Tyto alba betina memiliki bulu leher yang lebih cokelat, sedangkan jantan warna bulu lehernya lebih putih.

7. Kelebihan dalam berburu
Tyto alba sangat mengandalkan kemampuan pendengarannya yang di atas rata-rata untuk mendeteksi lokasi mangsanya.

Sebagai hewan yang aktif di malam hari (nocturnal), Tyto alba memiliki indera penglihatan yang baik.

8. Hewan buruan
Tyto alba biasanya menargetkan tikus sebagai mangsa buruan, namun juga memakan hewan kecil lainnya seperti burung kecil, ular, ataupun serangga.

9. Cara makan
Tyto alba akan menelan utuh mangsanya atau mencabik-cabik hingga terbagi dalam bagian-bagian kecil sebelum dimakan.

Burung hantu ini tidak akan melumat bulu-bulu dan tulang mangsanya tapi akan memuntahkannya kembali secara berkala dalam bentuk pelet.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *