PONTIANAK, borneoreview.co – Perusahaan atau petani pasti paham dengan kegunaan pupuk dalam budi daya kelapa sawit. Pun, mereka paham dengan jadwal urutan pemupukan sawit.
Urutan pemupukan sawit dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yakni pembibitan, tanaman belum menghasilkan, dan tanaman menghasilkan.
Dan, semua paham kalau urutan pemupukan sawit ini penting karena akan berpengaruh pada hasil panen.
Melansir berbagai sumber, Kamis (21/8/2025), pemupukan adalah proses pemberian nutrisi tambahan pada tanah dan tanaman untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan produktivitas yang maksimal.
Jika tidak diberi pupuk, maka tanaman sawit dapat mengalami defisiensi hara (kekurangan nutrisi).
Berikut ketiga tahap pemupukan tersebut:
1. Pembibitan (1-12 bulan)
Pada tahap ini, tanaman kelapa sawit masih berada dalam fase pertumbuhan awal, di mana akar dan batang sedang berkembang untuk membentuk tanaman yang kokoh dan sehat.
Oleh karena itu, pemupukan pada tahap pembibitan haruslah mengutamakan kandungan unsur hara yang mendukung pertumbuhan awal bibit serta pembentukan akar dan batang yang kuat.
Jenis pupuk yang direkomendasikan pada tahap ini adalah pupuk NPK 15-15-6-4.
Pupuk ini mengandung kandungan N (Nitrogen) dan P (Fosfor) yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan awal bibit dan pembentukan akar serta batang yang kuat.
Pemupukan pada tahap pembibitan dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan cara dibenamkan 3-5 cm ke dalam tanah di sekitar bibit kelapa sawit.
2. Tanaman Belum Menghasilkan (1-3 tahun)
Yakni, ketika tanaman sudah tumbuh besar namun belum menghasilkan buah.
Pada tahap ini, fokus pemupukan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman.
Yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan daun dan cabang, sehingga kelapa sawit dapat tumbuh lebih subur dan siap untuk memasuki tahap berikutnya dan bisa menghasilkan buah.
Jenis pupuk yang direkomendasikan adalah pupuk NPK 12-12-17-2+TE.
Pupuk ini mengandung kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium yang berimbang untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.
Selain itu, pupuk ini juga mengandung unsur mikro (TE) yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan hara dalam tanaman.
Frekuensi pemupukan dilakukan 2-3 kali dalam setahun.Metode pemupukan dilakukan dengan cara dibenamkan dalam tanah pada kedalaman 10-15 cm atau disebarkan di sekeliling tanaman dengan radius 2/3 dari tajuk kelapa sawit.
3. Tanaman Menghasilkan (4-20 tahun lebih)
Pada tahap ini tanaman telah tumbuh sempurna dan siap menghasilkan buah. Karena itu, fokus pemupukan adalah untuk memicu dan meningkatkan produksi buah kelapa sawit.
Kandungan hara yang diperlukan pada tahap ini berbeda dengan tahap sebelumnya, karena kelapa sawit membutuhkan lebih banyak kalium (K) untuk meningkatkan produksi buah.
Jadi, penggunaan pupuk yang direkomendasikan pada tahap ini adalah jenis NPK 13-6-27-4+0,65B atau NPK 13-8-27-4+0,5B, tergantung pada karakteristik tanah tempat tumbuhnya kelapa sawit.
Pupuk ini mengandung unsur kalium (K) yang lebih dominan, serta unsur nitrogen, fosfor, dan magnesium yang tetap diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan produksi buah.
Urutan pemupukan m sawit pada tahap ini dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan (September-Oktober) dan pada akhir musim hujan (Maret-April).
Pemberian pupuk pada awal musim hujan bertujuan untuk memberikan nutrisi yang cukup saat tanaman memasuki masa pertumbuhan aktif dan pembentukan tandan buah.
Sedangkan pemupukan pada akhir musim hujan bertujuan untuk memberikan nutrisi yang cukup selama masa pembentukan buah dan perkembangan tandan hingga siap untuk dipanen.***
